Wanaloka.com – Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 1 tahun dan denda Rp 100 juta subsider kurungan penjara selama 3 bulan terhadap Liem Hoo Kwan Willy alias Willy, 26 April 2025. Willy adalah terdakwa kasus perdagangan cula badak Jawa.
Dengan demikian, Putusan MA tersebut membatalkan vonis bebas dari Pengadilan Negeri Pandeglang terhadap Willy sekaligus mengabulkan kasasi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang.
Dalam putusan kasasi tersebut, Willy dijerat, Pasal 21 Ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
Baca juga: HKB 2025, Uji Publik Rancangan Peraturan BNPB di Mataram hingga Tanam Aren di Serdang Bedagai
Kasus ini bermula dari transaksi perdagangan cula badak Jawa hasil perburuan liar di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang merupakan habitat terakhir spesies badak Jawa. Willy ditangkap jajaran Polda Banten setelah diduga kuat terlibat dalam pembelian cula badak hasil perburuan tersebut. Namun, pengadilan tingkat pertama menyatakan Willy bebas dengan alasan kurang alat bukti yang menguatkan dakwaan.
Namun, Majelis Hakim PN Pandeglang menyatakan terdakwa lainnya bersalah. Meliputi Sunendi yang divonis 12 tahun penjara dan denda sebesar 100 Juta subsider 2 bulan kurungan penjara pada persidangan 5 Juni 2024.
Kemudian enam pelaku lain, yakni Sahru dan kawan kawan juga dinyatakan bersalah dalam persidangan pada 12 Februari 2025. Sahru divonis 12 tahun penjara dan kelima terdakwa lainnya divonis 11 tahun penjara, serta denda Rp100 juta (subsider 3 bulan kurungan), dan biaya perkara Rp5.000.
Baca juga: Rafflesia zollingeriana, Tumbuhan Langka yang Mekar untuk Diselamatkan
Selain itu, pada 25 Juli 2024, Majelis Hakim PN Pandeglang juga telah memvonis Yogi Purwadi selaku perantara penjual cula Badak Jawa dengan hukuman penjara 4 tahun 6 bulan dan denda Rp100 juta subsider kurungan penjara 3 bulan.
Discussion about this post