Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pelita Air Terbang dengan Bahan Bakar Olahan Minyak Jelantah 2,5 Persen

Untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil, Pertamina merangkul masyarakat lewat program pengumpulan minyak jelantah. Disebut ada 35 titik pengumpulan didirikan di lokasi-lokasi strategis.

Sabtu, 23 Agustus 2025
A A
Pengisian bahan bakar Bio Avtur J 2.4 di Pesawat CN-235 oleh Truck Pertamina di Hanggar GMF Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 6 Oktober 2021. (Foto: Adityo Pratomo/Pertamina)

Pengisian bahan bakar Bio Avtur J 2.4 di Pesawat CN-235 oleh Truck Pertamina di Hanggar GMF Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 6 Oktober 2021. (Foto: Adityo Pratomo/Pertamina)

Share on FacebookShare on Twitter

SAF yang digunakan berasal dari bahan baku terbarukan seperti minyak jelantah yang diproses menggunakan katalis “Merah-Putih”. Prosesnya dikembangkan anak bangsa dan diproduksi di pabrik katalis nasional PT. Katalis Sinergi Indonesia (KSI).

Avtur yang dihasilkan diberi nama Pertamina SAF dan dianalisa kualitasnya. Pertamina SAF telah memenuhi standar internasional untuk spesifikasi Avtur ASTM D1655, Defstan 91-91 latest issued, serta Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 70 Tahun 2025. Standar itu menjadi syarat penting agar bahan bakar tersebut aman dipakai pada pesawat terbang.

Sementara sejak awal pengembangan, ITB berperan sebagai koordinator teknis uji terbang komersial SAF Bioavtur J2.4. Tim Pengembangan Katalis Merah Putih dan Tim Uji Coba Bioavtur bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) yang didukung pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP).

Baca juga: Sesar Citarum yang Memicu Gempa Bumi Tektonik Karawang-Bekasi

Tim ITB terlibat dalam serangkaian kegiatan uji mutu bahan bakar sesuai standar ASTM, uji engine statis, hingga pengujian terbang menggunakan pesawat komersial. Kontribusi ITB dalam pengembangan katalis dalam negeri serta pengujian SAF menjadi bukti pentingnya sinergi antara dunia akademik dan industri. Inovasi ini diharapkan mempercepat adopsi energi bersih, juga memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri.

Semua aktivitas distribusi dan produksi di dalam ekosistem ini telah mendapatkan Sertifikasi Internasional untuk Keberlanjutan dan Karbon (ISCC) di bawah Skema Pengimbangan dan Pengurangan Karbon untuk Penerbangan Internasional (CORSIA), baik itu di proses pengumpulan UCO, coprocessing UCO to SAF, maupun distribusi Pertamina SAF.

Khusus fasilitas coprocessing milik KPI juga mendapatkan sertifikasi di bawah Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED-EU). Hal itu menjadikan Pertamina sebagai ekosistem hulu-hilir bahan bakar jet berkelanjutan pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan pengakuan tersebut.

Baca juga: Teknologi Zat Antikarat Dikembangkan dari Ubi Ungu hingga Tembakau

Melalui penerbangan khusus ini, Pertamina memperkenalkan SAF sebagai teknologi energi baru, juga mengukuhkan komitmennya mendukung Asta Cita Pemerintah di bidang ketahanan dan keberlanjutan energi. Langkah ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu pelopor penggunaan SAF di Asia Tenggara.

“Inovasi berbasis riset dalam negeri dapat menjawab tantangan global menuju energi bersih. Kolaborasi strategis antara Pertamina dan ITB menjadi bukti Indonesia dapat menjadi pelopor teknologi berkelanjutan di sektor aviasi nasional,” papar Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara.

Untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil, Pertamina merangkul masyarakat lewat program pengumpulan minyak jelantah. Saat ini, 35 titik pengumpulan telah didirikan di lokasi-lokasi strategis, sehingga memberi kemudahan bagi warga mengelola limbah rumah tangga sekaligus menerima saldo rupiah sebagai insentif.

Baca juga: Kematian Banyak Lebah Madu Penanda Ada Pencemaran Lingkungan

Dadan mengklaim, momentum hari itu menunjukkan transisi energi bersih di Indonesia bukan sekadar wacana. Melainkan rangkaian langkah praktis, mulai dari pemanfaatan potensi bioenergi, integrasi teknologi kilang, dan partisipasi masyarakat dalam pasokan.

“Pertamina bersama seluruh stakeholders sudah membuktikan kami ini raja untuk biodiesel di dunia. Tidak ada yang mengalahkan untuk yang ini,” klaim Dadan.

Namun dia juga mengakui masih ada pekerjaan rumah, terutama pada pengembangan bioetanol dan penguatan kerja sama lintas lembaga.

“Kami mengajak tidak bisa hanya sektor hilir yang bertanggung jawab,” imbuh dia. [WLC02]

Sumber: Pertamina, Kementerian ESDM, ITB

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Emisi karbonminyak jelantahSustainable Aviation FuelUsed Cooking Oil

Editor

Next Post
Aksi bersih-bersih Pantai Nyiur Melambai di Manggar, Belitung Timur pada 2024. Foto Dok. Portal Belitung Timur.

Kemacetan, Fasum Terbatas dan Lingkungan Tak Bersih Jadi Tantangan Momen Libur Nasional

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media