Dalam kesempatan tersebut, Bahlil membeberkan bahwa neraca minyak bumi Indonesia sepanjang tahun 2023 terjadi perbedaan yang signifikan antara produksi minyak dengan impor minyak nasional.
“Jadi produksi minyak Indonesia itu 221 juta barel dalam setahun. Impor kita 297 juta barel, terdiri dari 129 juta barel dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta barel dalam bentuk Bahan Bakar Minyak (BBM),” tutur dia.
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir Bandang Kota Ternate Jadi 16 Orang
Dengan angka impor yang diklaim melejit itu, konsumsi BBM nasional tahun lalu mencapai sekitar 505 juta barel, yang terbagi dalam beberapa sektor. Antara lain sektor tranportasi yang mengonsumsi sebesar 248 juta barel atau 49 persen, disusul oleh sektor industri sebesar 171 juta barel atau 34 persen, sektor ketenagalistrikan yang menyedot 38,5 juta barel atau 8 persen, serta sektor aviasi yang mengonsumsi BBM sebanyak 28,5 juta barel atau 6 persen. Besarnya impor minyak untuk konsumsi berbagai sektor tersebut, menguras devisa negara pada tahun lalu mencapai di angka Rp396 triliun.
Pemerintah tengah meracik strategi agar impor minyak tersebut bisa dikurangi, karena tidak mungkin dengan menurunkan konsumsi minyak, sehingga konsumsi akan terus naik. Selain melakukan reaktivasi sumur-sumur yang idle, juga mengoptimalisasi produksi (minyak bumi) dengan teknologi.
“Saya kasih contoh di Banyu Urip, itu dikerjakan oleh ExxonMobil. Itu yang didapatkan pertama itu cuma kurang lebih sekitar 90-100 ribu Barrel Oil per Day (BOPD). Kemudian diinjeksi dengan teknologi yang mereka miliki, dan sekarang itu bisa mencapai 140-160 ribu BOPD,” jelas dia.
Baca Juga: Banjir Bandang di Kota Ternate, 13 Orang Dilaporkan Tewas
Strategi ketiga adalah melakukan eksplorasi migas, khususnya di wilayah Indonesia Timur, karena memiliki potensi penemuan-penemuan cadangan baru. Pemerintah akan mendorong percepatan melalui skema kerja sama dan insentif yang lebih menarik.
“Fokus area kita sekarang itu adalah di daerah-daerah wilayah timur. Ini. Jadi di wilayah-wilayah timur sekarang. Nah, status area saat ini, ada beberapa blok yang potensinya bagus. Seperti di Seram, Buton, di Laut Aru-Arafura, Warim, dan Timor,” kata dia. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post