Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Penangkapan Ikan dengan Bom Masih Marak di Indonesia Timur

Minggu, 22 Desember 2024
A A
Ilustrasi nelayan tradisional menangkap ikan. Foto Quangpraha/pixabay.com.

Ilustrasi nelayan tradisional menangkap ikan. Foto Quangpraha/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Persoalan pengawasan sumber daya kelautan perikanan masih menjadi tantangan, salah satunya pengawasan yang belum merata. Alhasil masih banyak aktivitas yang merusak, mulai dari membuang sampah ke laut hingga praktik penangkapan ikan menggunakan bom ikan.

“Nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan memusnahkan bibit ikan. Ini menyebabkan penurunan hasil tangkapan nelayan tradisional,” kata Ketua Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) Halmahera Selatan, Sahmir Kader dalam Seminar Nasional bertajuk “Digitalisasi Maritim dalam Pengembangan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045” yang diadakan Politeknik Bumi Akpelni, Rabu, 18 Desember 2024.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Ternate, Salman Adam pernah menyaksikan langsung penangkapan ikan dengan cara meledakkan bom di pulau Gafi, Siko, Laigoma dan sekitarnya.

Baca juga: Mahmud Aditya, Pangan Lokal Solusi Makan Siang Gratis 10 Ribuan Tapi Bergizi

Akibatnya, karang banyak yang mati. Nelayan pancing ikan dasar sempat berupaya untuk mencegah, namun pengebom ikan tersebut menggunakan kapal yang kecepatanya jauh di atas rata-rata kapal nelayan kecil.

“Di kapal mereka juga masih banyak bom, sehingga nelayan setempat takut untuk mendekat ataupun melarang aktivitas tersebut,” jelas Salman.

Nelayan Maluku Utara berharap pengawasan laut harus rutin dilakukan untuk menjaga keberlanjutan. Pemda dan pemerintah pusat harus benar-benar memperhatikan nelayan.

Baca juga: Rumah Kaca Kantong Semar di Kebun Raya Cibodas Dibuka Lagi

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bom ikanekonomi biruKPPMPI

Editor

Next Post
Pusat gempa 5,2 magnitudo di Samudera Hindia Selatan Sukabumi, Jawa Barat pada Senin, 23 Desember 2024. Foto BMKG.

Gempa Dangkal Goyang Selatan Sukabumi Jawa Barat

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media