Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pengendalian Hama Padi Lewat Pengumpulan Telur dengan Teknologi PHT-Biointensif

IPB University menerapkan teknologi PHT-Biointensif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi.

Minggu, 5 Mei 2024
A A
Salah satu hama tanaman padi adalah walang (belalang) sangit. Foto wanaloka.com.

Salah satu hama tanaman padi adalah walang (belalang) sangit. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – IPB University memiliki kisah sukses dalam menerapkan pengendalian hama dan penyakit dalam skala luas di Subang, Jawa Barat. Mengingat pengendalian hama dan penyakit merupakan komponen penting untuk menjaga produktivitas tanaman.

IPB University menerapkan pendekatan baru berupa Pengelolaan Hama Penyakit Terpadu-Biointensif (PHT-Biointensif) yang telah teruji efektif pada 500 hektare sawah di kabupaten yang dikenal sebagai lumbung padi ketiga nasional itu. Teknologi ini telah diterapkan di dua lokasi, yaitu Kampung Inovasi IPB Subang – Desa Kiarasari, Compreng seluas 350 hektare (ha). Kemudian di kawasan program Patriot Pangan di Desa Ciasem Girang, Ciasem seluas 100 ha.

Kampung Inovasi IPB Subang di Kiarasari pada Musim Tanam (MT) 1 tahun ini menghasilkan 9,72 ton gabah kering panen per hektare (GKP/ha). Sementara di Ciasem, hasil panen di lahan program Patriot Pangan di Desa Ciasem Girang menghasilkan 10 ton GKP/ha. Di kedua tempat ini, produktivitasnya melebihi rata-rata yang 7,3 ton per ha.

Baca Juga: Hoaks, Pulau Tagulandang akan Tenggelam Akibat Erupsi Gunung Ruang

Guru Besar Proteksi Tanaman IPB University, Prof. Suryo Wiyono menjelaskan, komponen utama teknologi PHT-Biointensif terdiri dari bioimunisasi tanaman dengan cendawan endofit dan bakteri teruji. Serta membuat banyak predator hama dengan pupuk organik dan menghindari penggunaan pestisida sampai umur 35 hari.

Juga dilakukan monitoring penerbangan penggerek dengan light trap yang diikuti pengumpulan kelompok telur. Dalam implementasinya, monitoring turut melibatkan guru dan siswa SMKN Compreng. Kegiatan yang dilakukan meliputi monitoring hama penggerek batang padi, pengumpulan kelompok telur di persemaian, dan bioimunisasi tanaman dengan mikroba.

“Hasil penerapan teknik ini langsung bisa terlihat dan dirasakan petani. Serangan penggerek batang di daerah Compreng tidak lebih tinggi dari 1 persen hingga musim panen tiba. Sementara, serangan penggerek batang di desa sebelahnya mencapai 11,0 persen,” ungkap Suryo yang juga Dekan Fakultas Pertanian IPB University.

Baca Juga: Tiga Instruksi Jokowi Soal Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Sama halnya dengan Compreng, di Ciasem Baru yang merupakan daerah endemik penggerek batang, tingkat serangan penggerek pada petak penerapan hanya sebesar 21,59 persen. Kondisi itu jauh lebih rendah dibanding yang menggunakan metode konvensional yang mencapai 67,3 persen.

Ahli Hama IPB University, Dewi Sartiami menyatakan, monitoring dengan light trap terbukti efektif untuk mengelola penggerek batang. Metode ini bisa melihat puncak penerbangan ngengat penggerek dan menentukan waktu pengumpulan kelompok telur.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: hama padihama penggerek batangIPB UniversityKabupaten SubangPHT-Biointensiftelur hama

Editor

Next Post
Pusat gempa dangkal laut di Pulau Seram, wilayah Pantai Timur Laut Seram Bagian Timur, Maluku pada Senin, 6 Mei 2024, dengan magnitudo 6,1. Foto Google Earth berdasarkan koordinat episenter gempa BMKG.

Gempa Dangkal Laut 6,1 Magnitudo Guncang Pulau Seram Maluku

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media