Cara Menghadapi
Cara yang bisa dilakukan ketika mengalami gejala altitude sickness ringan adalah beristirahat terlebih dahulu. Jika makin lama semakin memburuk, maka disarankan untuk tidak melanjutkan pendakian dan segera turun.
Baca Juga: Dokter Pendaki Serukan Kesadaran Publik Soal Keselamatan Pendakian
“Kalau gejalanya semakin parah, mutlak oksigen harus diberikan dan segera turun. Begitu juga kalau sudah istirahat tapi masih sesak napas, hati-hati,” jelas Bambang.
Sementara tubuh manusia memiliki proses yang dinamakan aklimatisasi. Proses ini merupakan penyesuaian yang dilakukan tubuh saat berada pada kondisi tertentu. Salah satunya berada pada ketinggian.
“Aklimatisasi itu tidak mudah dan cepat, itu butuh waktu. Jadi sebelum mendaki harus latihan. Bisa dikombinasi dengan olahraga,” ucap dokter anestesiologi yang bertugas di RSUD dr. Soetomo tersebut.
Baca Juga: Dua Gempa di Laut Banda Maluku Dirasakan Hingga Skala IV MMI
Cara Pencegahan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pendaki untuk menghindari altitude sickness. Pertama, hindari mendaki terlalu cepat, terutama bagi pendaki yang belum terlatih. Kedua, hindari merokok, narkoba, dan kebiasaan buruk yang merusak kesehatan. Ketiga, wanita hamil sebaiknya tidak tidur di ketinggian lebih dari 3700 mdpl.
Keempat, jaga kesehatan mental. Kelima, saat berada pada ketinggian, makanlah makanan yang mengandung banyak kalori. Keenam, jaga hidrasi dengan minum cukup air. Ketujuh, pilihlah istirahat malam pada ketinggian lebih rendah dan mendaki pada pagi hari. Kedelapan, turun sekurangnya setengah mil saat gejala AMS dirasakan. Kesembilan, istirahat yang cukup. [WLC02]
Sumber: Universitas Airlangga
Discussion about this post