Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Percepatan Sistem Peringatan Dini Global, Melindungi Korban dari Perubahan Iklim

Jumat, 31 Oktober 2025
A A
BMKG mengaktifkan peringatan dini tsunami dampak gempa di Laut Filipina magnitudo 7,6 (update 7,4) pada Jumat, 10 Oktober 2025. Foto tangkap layar bmkg.go.id.

BMKG mengaktifkan peringatan dini tsunami dampak gempa di Laut Filipina magnitudo 7,6 (update 7,4) pada Jumat, 10 Oktober 2025. Foto tangkap layar bmkg.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dampak perubahan iklim semakin nyata dan bahaya bencana hidrometeorologi kian mengancam keselamatan makhluk hidup di bumi. Di Indonesia, sejak 1 Januari 2025 hingga 15 Oktober 2025, telah terjadi 2.590 kali bencana dengan korban meninggal dunia 360 orang, hilang 37 korban, luka-luka 606 orang, jumlah populasi terdampak 5,2 juta penduduk.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, dari 2.590 kali bencana yang terjadi, didominasi bencana hidrometeorologi yakni, banjir 1.287 kali, cuaca ekstrem 539 kali, longsor 188 kali, kekeringan 30 kali, dan gelombang pasang dan abrasi 15 kali terjadi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan, informasi peringatan dini harus segera diterjemahkan dalam tindakan nyata upaya menyelamatkan korban dan mengurangi kerugian.

Baca juga: Masyarakat Sipil Tolak AZEC, Solusi Palsu Perpanjang Ketergantungan Energi Fosil

Indonesia, kata Dwikorita, berkomitmen untuk memperkuat sistem peringatan dini global dalam menghadapi peningkatan potensi bahaya hidrometeorologi akibat perubahan iklim.

Komitmen tersebut disampaikan ­Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam Kongres Luar Biasa Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization [WMO] Extraordinary Congress/Cg-Ext) yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss baru-baru ini.

Kongres ini merupakan forum istimewa yang diadakan di antara sesi reguler empat tahunan WMO untuk merumuskan keputusan strategis dari 193 negara anggota, khususnya terkait percepatan implementasi sistem peringatan dini global (Global Early Warning System) yang lebih tangguh, adaptif, dan inklusif.

Kepala BMKG selaku Permanent Representative Indonesia untuk WMO memimpin langsung delegasi Indonesia yang terdiri dari Deputi Bidang Klimatologi, Direktur Informasi Perubahan Iklim, dan Direktur Meteorologi Publik. Dalam forum tersebut, Dwikorita menegaskan pentingnya memperkuat kerjasama global untuk mempercepat transformasi sistem peringatan dini menjadi mekanisme aksi dini (early action mechanism) yang berorientasi pada perlindungan masyarakat.

“Sistem peringatan dini tidak boleh berhenti hanya pada tahap penyampaian informasi. Informasi tersebut harus segera diterjemahkan menjadi tindakan dini yang menyelamatkan nyawa dan mengurangi potensi kerugian,” tegas Dwikorita.

Baca juga: Yang Bertahan dan Hilang dari Kemandirian Pangan Lokal di Gunungkidul

Sistem peringatan dini yang efektif harus berdiri di atas empat pilar utama inisiatif Early Warnings for All (EW4All), yaitu, pengetahuan risiko, pemantauan dan peringatan teknis, diseminasi informasi yang mudah dipahami, serta kesiapsiagaan untuk bertindak.

Menurut Dwikorita, keempat pilar ini harus berjalan sinergis membentuk satu rantai operasional yang utuh, mulai dari analisis risiko, penyusunan prakiraan berbasis dampak (Impact-Based Forecasting/IBF), hingga koordinasi lintas lembaga untuk memastikan pengambilan keputusan yang cepat di lapangan.

Penguatan Sistem Multi Bahaya

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bencana hidrometeorologiearly warning systemKepala BMKG Dwikorita KarnawatiKongres Organisasi Meteorologi Duniaperubahan iklimSistem peringatan dini

Editor

Next Post
Rambu evakuasi tsunami di Bandara YIA. Foto bmkg.go.id.

Peringatan Dini Tsunami Dipercepat Maksimal 3 Menit Setelah Gempa

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media