Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pilihlah Bangunan Kayu karena Renewable dan Menyerap Karbon

Selasa, 7 November 2023
A A
Rumah limasan yang khas menggunakan material kayu. Foto wanaloka.com.

Rumah limasan yang khas menggunakan material kayu. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Suhu bumi mendidih. Indonesia, Italia, Maroko, Amerika, Yunani dan banyak negara lain merasakan dampak dari pemanasan global itu, seperti perubahan iklim, anomali cuaca, dan cuaca ekstrem. Fenomena pemanasan global itu disebabkan peningkatan emisi karbon.

Berbagai sektor sedang berlomba mencari alternatif untuk mengurangi produksi emisi karbon. Tak terkecuali sektor perumahan. Sebab salah satu penyumbang emisi karbon terbesar adalah bangunan atau konstruksi, yakni sebanyak 30 persen dari total emisi karbon dunia.

Menyadari urgensi tersebut, Fakultas Teknik bersama Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada mengusung inovasi pembangunan berbahan dasar kayu yang terbukti dapat menyerap karbon, alih-alih melepas gas rumah kaca.

Baca Juga: Moratorium Izin Tambang DAS Progo, Walhi Yogya: Awal Pemulihan Lingkungan

Besi dan semen menyumbang emisi terbesar. Padahal semua bangunan gedung di Indonesia menggunakan konstruksi besi dan semen. Perlu didorong pemanfaatan bahan bangunan yang renewable (dapat diperbarui) dengan emisi karbon.

“Bahan kayu bersifat renewable dan memiliki periode tumbuh yang pendek, 5-10 tahun. Kelebihan material kayu bisa diterapkan pada bangunan gedung,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti dalam seminar bertajuk “Best Practice of Design and Construction of High-Rise Timber Buldings” pada 14 Oktober 2023.

Pemakaian material kayu sebagai bahan dasar umum bangunan telah lama ditinggalkan, akibat reboisasi hutan yang minim dan tren bangunan berbahan semen. Padahal bangunan kayu terbukti 40-50 persen lebih ringan dibanding bangunan beton dan besi. Sifat kayu memiliki elastisitas hingga titik tertentu, di mana kayu akan bersifat fleksibel apabila diberi tekanan. Berbeda dengan semen dan beton yang tidak memiliki elastisitas.

Baca Juga: Varietas Padi Gamagora 7 Tahan Hama dan Tumbuh di Lahan Kering

Kelebihan ini membuat bangunan kayu cenderung lebih tahan terhadap bencana gempa. Bahkan gedung tinggi yang berbahan dasar kayu bisa menyerap hingga 3.100 ton karbon. Sebaliknya, bangunan beton justru mengeluarkan sekitar 1.200 ton karbon.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bangunan kayuCuaca EkstremEmisi karbonnet zero emissionspemanasan globalperubahan iklim

Editor

Next Post
Ilustrasi pencatatan dan penyampaian info gempa bumi. Foto psc631798/pixabay.com.

Dulu Info Gempa Bumi Menunggu Berjam-jam, Sekarang Cepat Lewat SOP InaTEWS

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media