Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pilihlah Bangunan Kayu karena Renewable dan Menyerap Karbon

Selasa, 7 November 2023
A A
Rumah limasan yang khas menggunakan material kayu. Foto wanaloka.com.

Rumah limasan yang khas menggunakan material kayu. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Suhu bumi mendidih. Indonesia, Italia, Maroko, Amerika, Yunani dan banyak negara lain merasakan dampak dari pemanasan global itu, seperti perubahan iklim, anomali cuaca, dan cuaca ekstrem. Fenomena pemanasan global itu disebabkan peningkatan emisi karbon.

Berbagai sektor sedang berlomba mencari alternatif untuk mengurangi produksi emisi karbon. Tak terkecuali sektor perumahan. Sebab salah satu penyumbang emisi karbon terbesar adalah bangunan atau konstruksi, yakni sebanyak 30 persen dari total emisi karbon dunia.

Menyadari urgensi tersebut, Fakultas Teknik bersama Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada mengusung inovasi pembangunan berbahan dasar kayu yang terbukti dapat menyerap karbon, alih-alih melepas gas rumah kaca.

Baca Juga: Moratorium Izin Tambang DAS Progo, Walhi Yogya: Awal Pemulihan Lingkungan

Besi dan semen menyumbang emisi terbesar. Padahal semua bangunan gedung di Indonesia menggunakan konstruksi besi dan semen. Perlu didorong pemanfaatan bahan bangunan yang renewable (dapat diperbarui) dengan emisi karbon.

“Bahan kayu bersifat renewable dan memiliki periode tumbuh yang pendek, 5-10 tahun. Kelebihan material kayu bisa diterapkan pada bangunan gedung,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti dalam seminar bertajuk “Best Practice of Design and Construction of High-Rise Timber Buldings” pada 14 Oktober 2023.

Pemakaian material kayu sebagai bahan dasar umum bangunan telah lama ditinggalkan, akibat reboisasi hutan yang minim dan tren bangunan berbahan semen. Padahal bangunan kayu terbukti 40-50 persen lebih ringan dibanding bangunan beton dan besi. Sifat kayu memiliki elastisitas hingga titik tertentu, di mana kayu akan bersifat fleksibel apabila diberi tekanan. Berbeda dengan semen dan beton yang tidak memiliki elastisitas.

Baca Juga: Varietas Padi Gamagora 7 Tahan Hama dan Tumbuh di Lahan Kering

Kelebihan ini membuat bangunan kayu cenderung lebih tahan terhadap bencana gempa. Bahkan gedung tinggi yang berbahan dasar kayu bisa menyerap hingga 3.100 ton karbon. Sebaliknya, bangunan beton justru mengeluarkan sekitar 1.200 ton karbon.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bangunan kayucuaca ekstremEmisi karbonnet zero emissionspemanasan globalperubahan iklim

Editor

Next Post
Ilustrasi pencatatan dan penyampaian info gempa bumi. Foto psc631798/pixabay.com.

Dulu Info Gempa Bumi Menunggu Berjam-jam, Sekarang Cepat Lewat SOP InaTEWS

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media