Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Porang, Pangan Lokal Alternatif untuk Kemandirian Desa

Porang juga bisa memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.

Selasa, 30 September 2025
A A
Porang (Amorphophallus muelleri Bl). Foto petaniporang.id.

Porang (Amorphophallus muelleri Bl). Foto petaniporang.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tim Universitas Gadjah Mada mendampingi petani di Ponorogo, Jawa Timur untuk  mendorong pemanfaatan sumber pangan lokal dengan mengembangkan olahan kuliner berbahan porang (Amorphophallus muelleri Bl). Upaya ini berangkat dari keresahan petani yang sempat mengalami kerugian besar akibat anjloknya harga porang di pasar ekspor. Padahal porang memiliki nilai ekonomi sekaligus potensi besar untuk ketahanan pangan nasional.

“Kalau masyarakat menguasai sistem pengolahan porang, maka porang bisa menjadi makanan sehat, murah, dan bergizi bagi keluarga,” ujar Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM, Prof. Bambang Hudayana, Minggu, 28 September 2025.

Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tim UGM ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari ibu rumah tangga hingga kelompok petani lokal. Melalui pelatihan, masyarakat diajak mempraktikkan langsung pengolahan porang menjadi aneka makanan seperti bakso, dawet, dodol, dan pecel.

Baca juga: Makanan Aman Konsumsi, Perhatikan Suhu Penyimpanan dan Berapa Kali Dihangatkan

Awalnya banyak warga masih ragu karena stigma porang yang dianggap gatal dan beracun. Namun setelah mengetahui cara pengolahan yang tepat, mereka antusias mencoba, bahkan mencicipi hasilnya.

“Setelah dicoba ternyata enak dan menyehatkan,” tutur Bambang.

Pendampingan ini tidak berhenti pada tahap pelatihan saja, tetapi juga mendorong terbentuknya inisiatif masyarakat untuk mengembangkan kuliner porang sebagai usaha kecil. Di beberapa desa, warga bahkan berencana memperluas pelatihan secara mandiri menggunakan dana lokal.

Kondisi ini menunjukkan masyarakat mulai melihat porang bukan sekadar komoditas ekspor, melainkan bahan pangan yang bisa meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Menurut Bambang, transformasi ini sangat penting untuk kemandirian desa.

Baca juga: Komisi XIII DPR Tolak Relokasi Paksa Warga di Taman Nasional Tesso Nilo

“Kami senang karena program ini murah meriah, tetapi dampaknya besar bagi masyarakat,” kata dia.

Selain mudah dibudidayakan, porang juga memiliki keunggulan dari segi gizi. Kandungan glukomanan dalam umbinya dikenal baik untuk kesehatan, seperti menurunkan kadar kolesterol dan membantu diet.

Porang dapat tumbuh di lahan kering maupun kritis, sehingga cocok sebagai tanaman alternatif di tengah keterbatasan lahan. Dengan potensi produksi hingga 60–80 ton per hektar, porang menjanjikan keuntungan tinggi bagi petani.

“Bayangkan satu hektar bisa menghasilkan puluhan ton, jauh lebih besar dibanding padi. Itu bisa mendongkrak pendapatan petani,” jelas dia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fakultas Ilmu Budaya UGMkemandirian desapangan lokalumbi porang

Editor

Next Post
Ilustrasi lansia sehat. Foto Melody_ART/pixabay.com.

Penderita Pikun Bertambah, Belum Ada Obatnya Tapi Ada Pencegahannya

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media