Sabtu, 12 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Prof. Wahyu Andayani: Lindungi Hutan Lewat Pembangunan KPH

Saat ini lebih dari 46,5 persen atau 56 juta hektare Kawasan Hutan Negara tidak dikelola dengan baik.

Minggu, 2 Januari 2022
A A
Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Wahyu Andayani. Foto Dok UGM.

Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Wahyu Andayani. Foto Dok UGM.

Share on FacebookShare on Twitter

“Jadi, hutan di luar Jawa diperlukan pemangku seperti yang ada di Jawa,” tambah Wahyu.

Saat ini lebih dari 46,5 persen (56 juta hektare) Kawasan Hutan Negara tidak dikelola dengan baik. Sementara 30 juta hektare dari prosentase tersebut di bawah wewenang pemerintah daerah. KPH kemudian menjadi solusi atas pengelolaan hutan, dimana bisa mengakomodasi aspek ekologi, sosial, serta ekonomi.

Baca Juga: Kisah Mark Zuckerberg hingga Raja Belanda Blusukkan ke Kampoeng Cyber

Dalam perencanaannya akan terdapat 600 unit KPH di seluruh Indonesia. Meliputi 530 unit untuk KPH dengan fungsi produksi dan 70 unit KPH lainnya untuk fungsi lindung. Saat ini sudah terdapat 120 unit KPH yang berhasil dibangun dan menjadi model pada pembangunan KPH-KPH tersebut. Meskipun, menurut Wahyu, semua KPH yang jadi model itu pun belum beroperasi secara optimal.

“Artinya masih terdapat banyak pekerjaan rumah kita untuk melindungi dan memaksimalkan hutan-hutan di Indonesia,” kata Wahyu.

Baca Juga: Tutup Tahun 2021, UII Gelar Aksi Tanam Ribuan Pohon di Kampus dan Tanah Air

Dia optimis, jika semua pihak melakukan hal-hal secara bijak untuk mengelola hutan-hutan yang masih tersisa sekarang ini, maka hutan akan terlindungi. Dia mencontohkan, dulu Pulau Kalimantan itu yang paling aman dengan vegetasi hutan yang sangat bagus, sehingga tidak pernah ada banjir dan longsor. Namun sekarang sudah menjadi pulau yang tidak aman.

“(Bahkan) seluruh Indonesia saat ini, pulau-pulau-nya tidak ada yang aman,” pungkas Wahyu Andayani. [WLC02]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: bencanadeforestasiGuru BesarhidrometeorologiHutanKesatuan Pengelolaan HutanKPHProf Wahyu AndayaniUGM

Editor

Next Post
Pameran bertajuk Baboe yang digelar Arif Akbar Pradana. Foto UGM.

Baboe Mengalami Diskriminasi Sekaligus Diperlakukan Sama oleh Keluarga Kolonial

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media