Wanaloka.com – Acapkali orang tak sabar berat badannya lekas turun saat menjalani program diet. Bahkan ada yang rela memilih program diet yang ekstrim, seperti very low calorie diet (VLCD). Program diet ini mengharuskan orang menurunkan asupan kalori sangat rendah. Dampaknya, tubuh mengalami malnutrisi, perubahan pada metabolisme tubuh yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi organ, juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga memperbesar risiko terjangkit penyakit.
Tak heran, pakar kesehatan mengkategorikan VLCD merupakan program diet yang tak aman. Mengingat dadlam sehari-hari, tubuh membutuhkan 2.000-2.500 kalori.
Sejumlah program diet yang aman pun digaungkan dan menjadi pilihan. Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, misalnya, tengah mengembangkan program diet bernama Plate me Diet. Yakni program diet hasil pengembangan dari program-program diet yang sudah ada. Kemudian disusun dadn dikembangkan agar efektif dan aman dilakukan.
Baca Juga: Musibah Banjir dan Longsor di Sukabumi, Satu Orang Tewas dan Satu Luka-luka
Dietisien RSA UGM, Okta Haksaica Sulistyo menjelaskan, Plate me Diet adalah kependekan dari planning, timing, equality, dan mindfull eating. Planning, artinya perencanaan pada pola makan sesuai kebutuhan masing-masing personal dan tetap dalam kadar “aman”.
“Jadi turunkan kalorinya, tapi tetap dalam batas aman, dan masih mengandung porsi gizi seimbang,” tutur Okta dalam talkshow Painah & Paini: Pengaturan Nutrisi utk Obesitas (Plate me Diet) yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM sebagaimana dilansir dari laman ugm.ac.id, 15 Februari 2022.
Timing adalah program pengaturan jadwal makan. Dalam hal ini, Plate me Diet mengedepankan jadwal makan rutin tiga kali sehari dengan tiga kali selingan (snack). Makanan selingan tiap pukul 9 pagi, pukul 3 sore, dan pukul 8 malam. Pendisiplinan jadwal makan dilakukan guna mengatur hormon leptin dan ghrelin, hormon pengatur rasa lapar, supaya beroperasi dengan wajar.
Discussion about this post