“Setidaknya, inilah tugas-tugas yang menanti Bahlil di meja kerjanya sebagai Menteri ESDM. Sebab inilah tantangan perbaikan tata kelola sektor energi dan sumber daya alam saat ini dan akan datang,” kata Aryanto.
PWYP Indonesia merupakan koalisi masyarakat sipil yang beranggotakan 29 organisasi masyarakat sipili di tingkat nasional dan daerah, untuk transparansi dan akuntabilitas tata kelola sumber daya ekstraktif minyak dan gas bumi (migas), pertambangan mineral dan batubara (minerba), energi dan sumber daya alam.
Sedangkan visinya adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat yang adil dan berdaulat melalui tata kelola sumber daya ekstraktif di Indonesia secara transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Pelajari Ilmu Aerosol untuk Rancang Strategi Hadapi Krisis Iklim
Peningkatan Lifting Migas
Usai dilantik, Bahlil menyatakan akan meneruskan langkah baik yang sudah dilakukan Arifin, terutama terkait peningkatan lifting minyak bumi (migas) sesuai perintah Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Mengingat waktu menjabat hanya dua bulan.
“Optimalisasi peningkatan lifting minyak terhadap sumur-sumur idle yang sudah diberikan SKK Migas dan perbaikan tata kelola,” tutur dia lagi.
Pada kesempatan yang sama, Arifin mengatakan Kementerian ESDM sendiri memiliki peran penting untuk menyediakan energi yang bersih, menjaga ekonomi serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber alam yang ada. Di tengah pertumbuhan konsumsi migas, Indonesia dihadapkan dengan produksi minyak yang terus mengalami penurunan.
Baca Juga: Pelajari Ilmu Aerosol untuk Rancang Strategi Hadapi Krisis Iklim
Arifin merinci upaya Kementerian ESDM dalam mengoptimalisasi sumber yang ada dan penemuan baru dengan memanfaatkan teknologi.
“Kami upayakan perbaikan-perbaikan kebijakan agar daya tarik investasi di sektor hulu migas ini menjadi memiliki daya saing. Juga perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan efisiensi agar kami bisa mengurangi import dan mengurangi beban subsidi,” jelas Arifin menyampaikan terobosan kebijakan sebelumnya.
Saat ini, Indonesia telah memperoleh anugerah berupa penemuan sumber-sumber gas yang baru. Seperti Gang North yang diharapkan akan mulai berproduksi mulai tahun 2027-2028. Kemudian percepatan Blok Andaman diupayakan sebelum 2030 bisa berproduksi serta mendorong Blok Masela agar bisa berproduksi pada 1 Januari 2030.
Baca Juga: Kekeruhan Atmosfer Akibat Erupsi Gunung Merapi 2010 Turun 36 Persen
“Jadi kami perlu membangun infrastruktur energi. Inilah tantangan kementerian ini bagaimana infrastruktur energi bisa dibangun sehingga bisa menjamin keberadaan energi. Sekaligus juga ketahanan energi buat negeri kita. Saat ini kami sedang menyelesaikan beberapa proyek-proyek transmisi antara yang untuk gas tersambung dari ujung Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. Kami harapkan 2028 sudah bisa diselesaikan,” jelas Arifin.
Arifin menambahkan perlu ada potensi-potensi baru untuk peningkatan cadangan mineral-mineral yang masih terdata di lapangan-lapangan green gate. Pihaknya telah menyiapkan dokumen berkaitan dengan program strategis di sektor ESDM. Dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan yang mampu mengakselerasi kesinambungan dalam pengambilan putusan. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post