Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Rahmat Gernowo: Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Berbasis Anomali Atmosfer Tropis

Perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrem meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi di Indonesia. Guru Besar Undip Prof. Rahmat Gernowo membagikan sejumlah pemikiran untuk mitigasinya.

Senin, 1 Agustus 2022
A A
Guru Besar Undip, Prof. Rahmat Gernowo. Foto undip.ac.id.

Guru Besar Undip, Prof. Rahmat Gernowo. Foto undip.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bencana hidrometeorologi meliputi bencana alam anomali atmosfer, curah hujan ekstrem, dan fenomena turbulensi atmosfer. Dinamika atmosfer ekstrem tropis menjadi dasar pemicu kejadian bencana anomali atmosfer.

Bencana hidrometeorologi di Indonesia disebabkan fenomena anomali atmosfer yang memicu terjadinya curah hujan lebat atau ekstrem. Penyimpangan iklim ini berasal dari faktor iklim non-musiman seperti fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation).

Analisis tersebut berdasarkan data peristiwa curah hujan (CH) ekstrem di Indonesia. Tercatat ada lima kejadian CH ektrem dari 2002 hingga 2020. Peristiwa CH ekstrem tertinggi dan memicu terjadinya banjir di Jakarta pada 26 Januari – 1 Februari 2002, 4-14 Februari 2007, 15-24 Januari 2013, dan 9-12 Februari 2015, dan 31 Desember – 2 Januari 2020.

Baca Juga: 100 Desa di Kabupaten Garut Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Beberapa analisis menunjukan penyebab utama banjir di Jakarta adalah curah hujan ekstrem, penurunan muka tanah, dan kontribusi kenaikan permukaan laut. Dari analisis tersebut menjadi penting untuk membahas bencana hidrometeorologis berbasis dinamika atmosfer tropis yang mengakibatkan curah hujan ekstrem, sekaligus membuktikan ada indikasi efek perubahan iklim.

“Salah satu permasalahan bagi Indonesia adalah bencana alam yang  cenderung meningkat, khususnya bencana hidrometeorologi,” kata Ketua Prodi Doktor Sistem Informasi Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip) Prof. Rahmat Gernowo dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Fisika pada pertengahan Juni 2022.

Beberapa analisis menyimpulkan hal tersebut akibat indikasi dampak perubahan iklim global (global climate change). Secara umum faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut adalah intensitas curah hujan ekstrem di Indonesia. Intensitas curah hujan mudah terpengaruh oleh variabilitas iklim global.

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi di Maluku, 6 Orang Meninggal Dunia

Rahmat menawarkan sebuah upaya mitigasi bencana hidrometerologi di Indonesia. Ia menyampaikan pemikiran mitigasi bencana alam dengan permodelan serta perancangan alat berbasis anomali dinamika atmosfer tropis yang akan diaplikasikan dan digunakan pemangku kepentingan masyarakat.

Sejauh ini, ia telah melakukan analisis pengembangan model forecasting kejadian pertumbuhan awan konvektif untuk memahami gejala anomali atmosfer dari kejadian di atas. Kemudian akan digunakan model Weather Research and Forecasting (WRF).

Model WRF adalah generasi lanjutan model peramalan sistem asimilasi skala meso untuk membantu pemahaman dan prediksi sistem tentang hujan dan angin. Model WRF merupakan model terbaru dari model awal, MM5 yang diaplikasikan untuk hal-hal berikut:

Baca Juga: 5 Desa di Lawu Dilanda Bencana Hidrometeorologi

  1. Model menggunakan koordinat vertikal mengikuti terrain, tekanan-hidrostatik dengan model puncak permukaan tekanan konstan dan grid horizontal mengikuti Arakawa-C grid.
  2. Skema integrasi waktu model menggunakan skema Runge- Kutta orde ketiga, dan diskritisasi spasial menggunakan skema orde kedua dan keenam.
  3. Model mendukung baik aplikasi ideal maupun data real dengan bermacam pilihan kondisi lateral dan batas atas.
  4. Perhitungan mikrofisika (microphysics).
  5. Parameterisasi awan cumulus (cumulus parameterization).

Sementara berdasarkan data bencana BNPB 2000 hingga 2020, bencana hidrometeorologi berupa fenomena turbulensi atmosfer menempati posisi tertinggi ke-2. Bencana ini biasa menimpa transportasi udara. Bencana turbulensi meliputi kejadian siklon, puting beliung, dan angin gradient (wind shear). Untuk mengantisipasinya dikembangkan pemodelan serta rancang bangun alat deteksi dini (early warning system).

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: anomali atmosferbencana hidrometeorologiCurah hujan ekstremmitigasi bencana hidrometeorologipesawat terbangProf. Rahmat Gernowoturbulensi atmosferUndip

Editor

Next Post
Pelaksanaan SLI Tematik di Subak, Kabupaten Badung, Bali. Foto bmkg.go.id.

Sekolah Lapang Iklim Didik Petani Beradaptasi dengan Iklim Ekstrem

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media