Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hayu Prabowo mengingatkan berbagai kerusakan di muka bumi yang telah disebabkan ulah manusia.
“Pendekatan gaya hidup reuse dan recycle sebagai bagian dari ekonomi sirkular mampu mencegah hal yang mubazir dan berlebih-lebihan,” kata Hayu.
Semisal menggunakan kembali plastik yang masih bisa dimanfaatkan. Juga mengolah sisa makanan menjadi pupuk organik.
Baca Juga: Gempadewa: Indonesia Tak Butuh Pemimpin yang Terapkan Konsinyasi
MUI juga telah menerbitkan berbagai buku kutbah yang dapat dijadikan media dakwah untuk panduan mengelola lingkungan hidup menurut Islam. MUI juga mendorong Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) berbasis masjid. Maksudnya, masjid juga difungsikan menjadi pusat pembelajaran dalam pengelolaan sampah berbasis umat.
Melalui pemberdayaan masjid, pengelolaan sampah yang memiliki nilai ekonomi tersebut dapat disalurkan menjadi santunan, dukungan pendidikan, asuransi, pembangunan masjid dan berbagai kegiatan ibadah lainnya yang bermanfaat.
Koordinator Green Faith Indonesia dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Aisyiyah sekaligus Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Hening Parla menambahkan inisiatif Green Ramadan yang dikembangkan organisasinya mendorong peran perempuan muslim tentang pentingnya menjaga lingkungan secara berkelanjutan dimulai dari rumah.
Baca Juga: Mitigasi Konflik dengan Gajah, dari Konvensional hingga Teknologi
Perubahan-perubahan kecil di dalam pengelolaan sampah diharapkan dimulai sejak dari sumbernya agar mampu menghadirkan manfaat lebih besar. Selain itu juga menggaungkan Program Eco Takjil dan terus mengingatkan agar semua pihak dapat berkontribusi mengurangi sampah makanan selama Ramadan.
“Praktik menjaga bumi, kami yakini menjadi bagian penting dalam ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin,” kata Hening.
Baik Sinta, Hayu dan Hening bersepakat bahwa Indonesia harus dapat menjadi contoh bagi dunia Islam sebagai negara yang dapat mengelola sampah demi kemaslahatan umat dan planet bumi. Yakni dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu rumah dan keluarga. Harapannya dapat memberi inspirasi dan keteladanan bagi masyarakat luas untuk memastikan lingkungan terjaga baik dengan cara mengelola sampah secara bijak dan berkelanjutan. [WLC02]
Sumber: Kementerian LHK
Discussion about this post