Supartoyo mengingatkan kegiatan penyelidikan gempa bumi harus terus dilakukan guna mengetahui karakteristik sumber-sumber gempa bumi yang belum teridentifikasi. Pengidentifikasian karakteristik sumber-sumber gempa bumi menjadi masukan untuk melakukan pemutakhiran Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi. Sedangkan Peta KRB Gempa Bumi berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi gempa bumi dan masukan pada revisi penataan ruang.
“Hanya dengan upaya mitigasi, risiko dari kejadian gempa bumi yang mungkin akan berulang di kemudian hari akan dapat diminimalisir,” kata Supartoyo.
Sementara gempa bumi yang berdampak besar pada 2021 terjadi di Mamuju tanggal 15 Januari 2021 dengan 6,2 magnitudo (M 6,2) pada kedalaman 10 kilometer. Peristiwa itu mengakibatkan 105 meninggal, 6.489 orang luka-luka, kantor Gubernur Sulawesi Barat pun rusak berat.
“Juga terjadi gerakan tanah cukup masif yang menutup jalur trans Sulawesi di daerah Tappalang, retakan tanah dan likuefaksi,” jelas Supartoyo.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG Soal Pesan Berantai Cuaca Dingin Awal 2022 Sebab Aphelion
Kemudian ada satu kejadian gempa bumi merusak yang memicu terjadinya tsunami di Teluk Taluti, Kabupaten Maluku Tengah tertanggal 16 Juni 2021. Tsunami dipicu oleh gerakan tanah akibat guncangan gempa bumi dengan magnitudo (M 6,1) pada kedalaman 10 km. Tsunami teramati di Pelabuhan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah dengan tinggi rendaman (flow depth) sekitar satu meter.
Indonesia tergolong rawan bencana geologi, khususnya bencana gempa bumi. Mengingat keberadaan sumber gempa bumi yang terbentuk akibat interaksi empat lempeng tektonik yang terdapat di Indonesia, yaitu, Lempeng Benua Eurasia yang bergerak lambat ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/tahun, Lempeng Samudera Indo – Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/tahun, Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/tahun dan Lempeng Laut Philiphina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978 dalam Yeats, 1997).
Pertemuan antar lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya cekungan muka, cekungan belakang, jalur magmatik, pola struktur geologi dan sumber gempa bumi, yaitu zona subduksi, zona kolisi, dan sesar aktif. [WLC02]
Discussion about this post