Wanaloka.com – IPB University dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Reng Paseser melakukan uji coba metode baru untuk penanaman mangrove bernama SiTampan. Metode SiTampan adalah kepanjangan dari sistem tanam pancang berumpun.
“Metode ini merupakan penggabungan dari metode tanam mangrove pancang dan metode rumpun,” jelas Dosen IPB University di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fery Kurniawan di Pantai Kundang Wetan, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura.
Kelahiran SiTampan dari diskusi dan kolaborasi dari IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser. Metode ini dikembangkan karena melihat kondisi wilayah penanaman mangrove yang memiliki gelombang datang dan balik yang kuat akibat adanya tangkis laut dan unsur hara yang sedikit. Sebab substrat didominasi oleh patahan karang berlumpur.
Baca Juga: Target Nol Emisi Karbon di IKN Sulit Tercapai, Ini Alasan Pengamat
“Diharapkan SiTampan lebih banyak memerangkap banyak sedimen sehingga unsur hara untuk nutrisi mangrove lebih banyak. Nutrisi banyak dapat mempercepat pertumbuhan bibit mangrove,” papar peneliti senior di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University.
Metode ini masih dalam uji coba. Nantinya, SiTampan dapat dijadikan alat penghalang ombak (APO) alami karena sistem tanamnya yang bergerombol dan rapat. Dengan demikian, SiTampan memiliki kekuatan untuk menahan gelombang dan arus pantai.
“SiTampan juga diharapkan berhasil dan diaplikasikan di pantai-pantai dengan kondisi yang ekstrem,” papar Fery.
Baca Juga: Pantai Selatan DIY Rawan Abrasi dan Sedimentasi
Sekretaris Pokmaswas Reng Paseser, Fatlillah atau sering dipanggil Fadel menjelaskan, siTampan ini merupakan metode kelima yang dikembangkan dan diujicobakan di Kundang Wetan. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University Tahun 2024.
“Melihat kondisi mangrove dari metode-metode sebelumnya, sistem dengan bergerombol lebih hidup dibandingkan dengan metode konvensional yang tanamnya satu-satu,” tambah dia.
Sebanyak 560 bibit mangrove berjenis Rhizopora stylosa ditanam dengan metode SiTampan ini. Penanaman dilaksanakan anggota Pokmaswas serta masyarakat yang sukarela membantu dan belajar bersama pada sore hari. Kepala Desa Tanjung, Guru SDN 1 Tanjung, dan tokoh masyarakat turut hadir dalam kegiatan ini.
Baca Juga: Sapto Andriyono, Proyek Reklamasi Bisa Dijalankan Asal Penuhi Amdal
Masyarakat antusias karena merupakan pengalaman pertama. Apalagi di sekitar area penanaman banyak bambu sisa dari rakit rumput laut yang juga menjadi penyebab kerusakan mangrove yang ditanam, selain sampah. Masyarakat berharap SiTampan menjadi alat perangkap dan penahan gelombang.
Selain uji coba SiTampan, program Dospulkam di Desa Tanjung juga meliputi peluncuran teh mangrove, serta pelatihan dan monitoring mangrove yang sudah ditanam.
Sonneratia sp untuk Rehabilitasi Mangrove
Di sana, Fery juga mengenalkan cara pembibitan mangrove spesies Sonneratia alba di Pantai Kundang Wetan. Program ini dinilai langkah tepat untuk mengatasi tantangan banyaknya penggunaan mangrove Rhizophora sp yang berdampak pada tidak beragamnya jenis mangrove yang ditanam saat kegiatan rehabilitasi.
Baca Juga: Permukiman Warga Terdampak Abrasi Teluk Amurang Juni 2022 Selesai Dibangun Desember 2023
“Pembibitan Sonneratia alba bertujuan untuk mengatasi masalah Rizhophoranisasi dalam kegiatan rehabilitasi mangrove. Padahal beberapa wilayah didominasi salah satu jenis mangrove yang kuat. Dan itu bukan dari jenis Rhziophora sp,” ungkap dia.
Discussion about this post