Wanaloka.com – Gunung Anak Krakatau di Lampung masih menujukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Peningkatan itu ditunjukkan dalam catatan kegempaan yang memperlihatkan peningkatan sangat signifikan yang disertai dengan letusan sejak 26 November 2023. Gempa letusan dan erupsi itu disertai gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal mengindikasikan proses letusan masih akan terus berlangsung dengan suplai magma dari dapur magma.
“Dapat disimpulkan berdasarkan data pemantauan, khususnya instrumental, aktivitas magmatik Anak Krakatau masih sangat tinggi. Erupsi diperkirakan masih akan terus berlangsung ,” jelas Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi SUmber Daya Mineral (ESDM) Hendera Gunawan.
Berdasarkan pemantauan perkembangan aktivitas Anak Krakatau oleh PVMBG, lewat pengamatan visual secara umum menunjukkan, bahwa selama periode 22 – 29 November 2023 gunung api tersebut terlihat jelas hingga tertutup kabut. Embusan asap berwarna putih, kelabu, hingga hitam teramati dari Pos PGA Pasauran dan Kalianda. Baik melalui pengamatan pandangan mata maupun melalui CCTV, dengan ketinggian kolom asap berkisar antara 25 – 1000 meter dari atas puncak Anak Krakatau.
Baca Juga: Kenali Gejala Pneumonia dan Cara Mencegahnya
Pada 28 November 2023, terjadi letusan dengan tinggi kolom 200 – 1500 meter dari atas puncak. Kolom abu letusan berwarna kelabu hingga hitam. Pengamatan visual melalui Satelit Sentinel-5 Tropomi memperlihatkan emisi gas SO2 1280 ton per hari. Juga memperlihatkan ada anomali termal sebagai indikasi titik api atau sinar api di kawah gunung.
Sementara Pengamatan Instrumental untuk periode yang sama terekam 102 kali gempa letusan atau erupsi, 105 kali gempa harmonik, 27 kali gempa low frequency, 69 kali gempa hybrid (fase banyak), 35 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 12 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 1 – 75 mm (dominan 40 mm).
“Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai perataan amplitudo RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) rekaman seismik menunjukkan peningkatan sebagai indikasi energi seismik Anak Krakatau semakin tinggi. Juga pemantauan deformasi dengan menggunakan metode Tiltmeter yang dipasang di Pulau Anak Krakatau, Stasiun Tanjung dan Lava93, secara umum menunjukkan nilai Tilt cenderung naik perlahan terutama di komponen Y (Radial),” papar Hendra.
Baca Juga: Warga Wadas Gugat Pemerintah dengan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
Peningkatan aktivitas itu memposisikan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih di Level III (Siaga). Rekomendasinya, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati gunung api tersebut dalam radius 5 km dari kawah aktif.
“Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami. Juga dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat,” imbuh Hendra.
Gunung Karangetang Waspada
Sementara, PVMBG menurunkan status Gunung Api Karangetang di Sulawesi Utara dari Siaga menjadi Level II (Waspada). Penurunan status terhitung sejak tanggal 29 November 2023 pukul 16:00 WITA. Dengan demikian gunung api di Indonesia yang masih berstatus Siaga adalah Gunung Anak Krakatau, Merapi, dan Semeru.
Baca Juga: Cegah Penularan Pneumonia dengan Jaga Jarak dan Hidup Bersih
Discussion about this post