Ia menuturkan, organisme laut yang bergantung pada cahaya untuk navigasi, reproduksi, dan mencari makan terpaksa berpindah ke lapisan yang lebih dangkal.
“Ini meningkatkan kompetisi dan risiko interaksi predator yang tidak seimbang,” kata dia.
Baca juga: Temuan Kementerian ESDM, Lima Perusahaan Punya Izin Tambang di Raja Ampat
Perubahan warna laut mencerminkan perubahan dalam komposisi organisme dan partikel organik. Konsekuensinya adalah penurunan populasi fitoplankton, ikan, dan predator lainnya. Ekosistem seperti terumbu karang dan lamun pun terancam karena kekurangan cahaya menghambat proses fotosintesis tanaman laut.
Perubahan iklim berperan signifikan dalam penggelapan laut. Pemanasan permukaan laut, perubahan pola sirkulasi, dan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem memperparah kondisi laut.
Baca juga: Dietriech G Bengen, Sound Horeg Membuat Penghuni Laut Stres hingga Tersesat
Untuk mengatasi dampak ini, Steven menyarankan pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan pemantauan laut dengan teknologi satelit, serta perlindungan dan restorasi ekosistem pesisir seperti mangrove dan terumbu karang.
Sebagai langkah mitigasi, ia juga mendorong konservasi ekosistem laut, pengurangan polusi nutrien dari limbah pertanian dan industri, peningkatan edukasi publik, serta penguatan riset dan kolaborasi internasional dalam menangani tantangan global ini. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post