Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Strategi Nasional Antisipasi KLB Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Sabtu, 16 November 2024
A A
Jentik-jentik nyamuk. Foto kemkes.go.id

Jentik-jentik nyamuk. Foto kemkes.go.id

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan di berbagai daerah. Mengingat dengue merupakan masalah kesehatan serius karena prevalensinya cukup tinggi dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia.

Data kumulatif, pada 2023 dilaporkan terdapat 114.720 kasus dengan 894 kematian akibat DBD. Pada minggu ke-43 tahun 2024, dilaporkan 210.644 kasus dengan 1.239 kematian yang terjadi di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi. Suspek dengue yang dilaporkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) secara kumulatif hingga minggu ke-43 mencapai 624.194 suspek.

Indonesia sumbang kasus terbanyak

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dokter Yudhi Pramono mengatakan, sejak awal 2024, peningkatan kasus DBD dan angka kematian yang dilaporkan tidak hanya di daerah endemis. Namun juga di daerah yang sebelumnya bebas dari DBD. Peningkatan risiko penularan dengue juga dipengaruhi fenomena el nino dan perubahan iklim.

Baca Juga: Karhutla di BTNG Rinjani Dipadamkan, Tapi Masih Berpotensi Sangat Mudah Terbakar

“Untuk regional ASEAN saat ini, telah dilaporkan ada kurang lebih 219 ribu kasus, dengan 774 kematian. Indonesia adalah penyumbang terbanyak kasus dengue,” kata Yudhi dalam temu media secara daring, Kamis, 14 November 2024.

Kemenkes telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya KLB akibat dengue. Salah satunya, mengupayakan terus budaya pemberantasan sarang nyamuk dengan mewujudkan terlaksananya gerakan satu rumah satu jumantik.

Program tersebut juga bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, terutama jentik nyamuk di berbagai tempat yang biasanya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Juga gerakan satu rumah satu jumantik mengandung pesan untuk pencegahan dan pengendalian dengue dimulai dari rumah.

Baca Juga: Data Terkini BNPB 13 Ribu Lebih Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Pada 2024, wilayah yang terjangkit DBD mengalami perluasan mencapai 482 kabupaten/kota. Bahkan beberapa tahun terakhir, terjadi pemendekan siklus tahunan penyakit ini, dari 10 tahun menjadi tiga tahun atau bahkan kurang.

Strategi penanggulangan DBD

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dokter Ina Agustina mengatakan, tren DBD selama empat tahun terakhir, Incidence Rate (IR) DBD mengalami peningkatan. Sedangkan Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian akibat dengue mengalami penurunan.

Ina melanjutkan, Kemenkes telah mengeluarkan strategi nasional penanggulangan dengue tahun 2021 hingga tahun 2025. Pertama, penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan. Kedua, peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue.

Baca Juga: TIC Siapkan Info Aksesibilitas Labuan Bajo Selama Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Ketiga, penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif. Keempat, peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan. Kelima, penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan. Keenam, pengembangan kajian, invensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.

“Berbagai upaya penanggulangan dengue telah dilakukan. Jadi, semua kami intervensi, lingkungannya kita intervensi, nyamuknya juga, manusianya juga,” lanjut dia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: demam berdarah denguejentik nyamukkejadian luar biasamusim penghujannyamuk Aedes aegypti

Editor

Next Post
BNPB meninjau lahan untuk relokasi terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di kawasan hutan Wukoh Lewoloroh, Minggu, 17 November 2024. Foto BNPB.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Warga dari Enam Desa Akan Direlokasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media