Kepala BKSDA Sumsel mengungkapkan, gajah yang lahir tersebut merupakan gajah binaan PLG Jalur 21 Padang Sugihan yang dirawat oleh mahout Hariyanto.
Baca Juga: Kematian 2 Gajah Sumatera di Langkat
Dengan lahirnya gajah betina tersebut, kini populasi gajah sumatera di PLG Jalur 21 Padang Sugihan totalnya 28 ekor.
Keberhasilan PLG Jalur 21 Padang Sugihan menambah populasi gajah sumatera mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang disampaikan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia.
Menurut Indra, gajah sumatera merupakan satwa prioritas berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor: SK.180/IV-KKH/2015 tentang Penetapan Dua Puluh Lima Satwa Terancam Punah Prioritas untuk Ditingkatkan Populasinya sebesar 10 persen.
Baca Juga: Gempa Hari Ini, Guncangan Dirasakan hingga Skala III MMI di Kota Jayapura
Satwa ini merupakan satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM/12/2018. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) masuk dalam kategori Endangered (terancam punah) menurut Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Baca Juga: Manusia hingga Parasit Jadi Penyebab Gajah Sumatera Hampir Punah
“Apresiasi kepada BKSDA Sumsel yang telah berhasil mengelola PLG sehingga tujuan pelestarian satwa gajah dengan meningkatkan populasi gajah dapat tercapai melalui program exsitu link to insitu. Kedepan, melalui program tersebut dengan lahirnya anak-anak gajah di exsitu dapat menambah keragaman genetik populasi di alam. Semoga gajah sumatera di habitat alam khususnya Sumsel dan di Sumatera pada umumnya dapat terus lestari,” ungkap Indra. [WLC01]
Sumber: ppid.menlhk.go.id
Discussion about this post