Usai 2030, sektor FoLU Net Sink ditargetkan sudah dapat menyerap GRK bersamaan dengan kegiatan penurunan emisi GRK dari aktivitas transisi energi atau dekarbonisasi serta kegiatan eksplorasi sektor lainnya, tidak terkecuali sektor pertanian.
“Dengan komitmen sektor FoLU yang ditargetkan dapat menurunkan hampir 60 persen dari total target penurunan emisi nasional, diharapkan dapat menjadi pondasi untuk mencapai netral karbon (net-zero emission) pada 2060 atau lebih cepat,” kata Alue Dohong.
Selain FoLU, pemerintah juga telah menyusun strategi implementasi NDC pada 2017, ditindaklanjuti dengan penyusunan road map NDC Mitigasi pada 2019. Pada 2021, pemerintah juga menyampaikan update NDC dan menyusun strategi jangka panjang pembangunan rendah karbon berketahanan iklim (Long Term Strategy Low Carbon and Climate Resilience 2050/ LTS-LCCR 2050) dan telah disampaikan ke Sekretariat UNFCCC pada Juli 2021 sebelum pelaksanaan COP 26 UNFCCC di Glasgow pada November 2021. Penyampaian ini sesuai dengan Keputusan 1/CP.21 Pasal 4 Ayat 19 UNFCCC, yang memandatkan negara yang meratifikasi Paris Agreement untuk menyusun rencana jangka panjang rendah emisi karbon berketahanan iklim (LTS-LCCR).
Baca Juga: Mitigasi Konflik, BKSDA Sumsel Pasang GPS Collar pada Gajah Liar
“Bapak Presiden Jokowi juga telah menyampaikan target Indonesia untuk mencapai Net-Zero Emission pada 2060 atau sedapat-dapatnya lebih awal. Arahan Bapak Presiden kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sangat jelas, bahwa kami menjanjikan yang bisa kami kerjakan, tidak boleh hanya retorika, karena kita bertanggung jawab pada masyarakat kami sendiri sebagaimana dijamin dalam UUD 1945,” tegas Alue.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato yang hadir sebagai pembicara kunci, menyampaikan pengendalian perubahan iklim juga menjadi bagian dari agenda G20, dimana salah satunya adalah transisi energi.
“Di dalam transisi energi terkait juga dengan pembangunan rendah karbon. Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan, selain untuk upaya pencapaian target penurunan emisi juga perolehan dukungan finansial yang bisa mempercepat energi rendah karbon,” ungkap Airlangga.
Selain transisi energi, Airlangga menambahkan, untuk pembangunan lain berbasis hijau, pemerintah juga mendorong carbon capture dan storage. Pembangunan ini termasuk di dalamnya industri berbasis gasifikasi seperti yang ada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Serta akan dibangun prototype carbon capture dan storage di Pulau Jawa.
“Harapannya, kami bisa menghitung nilai serapan karbon yang dihasilkan sehingga target penurunan emisi 29 persen pada 2030 dapat segera tercapai,” jelas Airlangga. [WLC02]
Sumber: menlhk.go.id
Discussion about this post