Wanaloka.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan memasang GPS Collar pada gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar yang berada di habitatnya, Sugihan-Simpang Heran Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Menurut Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, pemasangan GPS Collar pada gajah sumatra liar yang diberi nama Meilani dan Meisi ini, merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektivitas penggunaan ruang (jalur jelajah) yang kajian studi ilmiahnya sudah dilakukan dengan melibatkan perusahaan konsesi yang wilayahnya terdapat kelompok gajah liar, Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS) dan Universitas Sriwijaya serta Universitas Pakuan.
Kegiatan ini adalah aksi konkret dalam meningkatkan upaya konservasi insitu untuk melestarikan gajah sumatra yang merupakan satwa prioritas terancam punah di Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Kematian 2 Gajah Sumatra di Langkat
“Proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada 2 kelompok gajah telah berlangsung sejak April 2022, melalui tahapan survei keberadaan kelompok gajah target, pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak. Apresiasi disampaikan kepada para pihak atas dukungan upaya monitoring keanekaragaman hayati, khususnya keberadaan gajah liar di wilayah konsesi, yang menjadi bagian dari keseluruhan kantong habitat gajah Sugihan-Simpang Heran. Upaya tersebut memang merupakan kewajiban bagi setiap pemegang konsesi sebagai bagian dari Corporate Biodiversity Responsibility,” kata Ujang.
Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), Syamsuardi turun langsung bersama tim memantau keberadaan kelompok gajah, menyebutkan, terdapat tiga kelompok gajah di wilayah Air Sugihan yang menjadi target dilakukan pemasangan GPS Collar.
Baca Juga: Hujan dan Sungai Melimpas Sebabkan Kota Pekalongan Banjir
“Selain akses yang cukup mudah, karakter kelompok gajah tersebut berperilaku tidak agresif (berkarakter tenang) terhadap interaksi dengan manusia, dengan catatan masih dalam jarak aman (± 30 meter). Bahkan dijumpai masyarakat yang sedang memancing berseberangan dengan kelompok gajah liar, tentunya ini menunjukan kepada kita keharmonisan kehidupan antara gajah liar yang dapat berdampingan ketika kita mau berbagi ruang,” ungkap Syamsuardi.
Baca Juga: Manusia hingga Parasit Jadi Penyebab Gajah Sumatera Hampir Punah
Pemasangan GPS Collar pada gajah liar dilakukan tim dari BKSDA Sumsel, Balai TN Way Kambas, Tim PJHS dan didukung oleh dokter hewan serta unsur perusahaan konsesi yang menjadi jalur jelajah gajah.
Discussion about this post