Sabtu, 12 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mitigasi Konflik, BKSDA Sumsel Pasang GPS Collar pada Gajah Liar

Pemasangan GPS Collar pada gajah sumatera liar ini merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektivitas penggunaan ruang (jalur jelajah).

Rabu, 18 Mei 2022
A A
Tim pemasangan GPS Collar pada gajah sumatera liar di habitatnya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Foto ppid.m

Tim pemasangan GPS Collar pada gajah sumatera liar di habitatnya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Foto ppid.m

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan memasang GPS Collar pada gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar yang berada di habitatnya, Sugihan-Simpang Heran Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Menurut Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, pemasangan GPS Collar pada gajah sumatra liar yang diberi nama Meilani dan Meisi ini, merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektivitas penggunaan ruang (jalur jelajah) yang kajian studi ilmiahnya sudah dilakukan dengan melibatkan perusahaan konsesi yang wilayahnya terdapat kelompok gajah liar, Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS) dan Universitas Sriwijaya serta Universitas Pakuan.

Kegiatan ini adalah aksi konkret dalam meningkatkan upaya konservasi insitu untuk melestarikan gajah sumatra yang merupakan satwa prioritas terancam punah di Provinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga: Kematian 2 Gajah Sumatra di Langkat

“Proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada 2 kelompok gajah telah berlangsung sejak April 2022, melalui tahapan survei keberadaan kelompok gajah target, pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak. Apresiasi disampaikan kepada para pihak atas dukungan upaya monitoring keanekaragaman hayati, khususnya keberadaan gajah liar di wilayah konsesi, yang menjadi bagian dari keseluruhan kantong habitat gajah Sugihan-Simpang Heran. Upaya tersebut memang merupakan kewajiban bagi setiap pemegang konsesi sebagai bagian dari Corporate Biodiversity Responsibility,” kata Ujang.

Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), Syamsuardi turun langsung bersama tim memantau keberadaan kelompok gajah, menyebutkan, terdapat tiga kelompok gajah di wilayah Air Sugihan yang menjadi target dilakukan pemasangan GPS Collar.

Baca Juga: Hujan dan Sungai Melimpas Sebabkan Kota Pekalongan Banjir

“Selain akses yang cukup mudah, karakter kelompok gajah tersebut berperilaku tidak agresif (berkarakter tenang) terhadap interaksi dengan manusia, dengan catatan masih dalam jarak aman (± 30 meter). Bahkan dijumpai masyarakat yang sedang memancing berseberangan dengan kelompok gajah liar, tentunya ini menunjukan kepada kita keharmonisan kehidupan antara gajah liar yang dapat berdampingan ketika kita mau berbagi ruang,” ungkap Syamsuardi.

Baca Juga: Manusia hingga Parasit Jadi Penyebab Gajah Sumatera Hampir Punah

Pemasangan GPS Collar pada gajah liar dilakukan tim dari BKSDA Sumsel, Balai TN Way Kambas, Tim PJHS dan didukung oleh dokter hewan serta unsur perusahaan konsesi yang menjadi jalur jelajah gajah.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BKSDA Sumatera Selatangajah liarGajah SumateraGPS CollarKonservasi satwaProvinsi Sumatera Selatan

Editor

Next Post
Ilustrasi hiruk pikuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Foto icsilviu/pixabay.com

Pandemi Belum Berakhir, Ini yang Boleh Melepas dan yang Harus Pakai Masker

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media