Senin, 29 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Target Nol Emisi Karbon di IKN Sulit Tercapai, Ini Alasan Pengamat

Kamis, 15 Agustus 2024
A A
Panel-panel surya untuk PLTS. Foto Dok. ESDM.

Panel-panel surya untuk PLTS. Foto Dok. ESDM.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sejak awal, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) didesain untuk ramah lingkungan dengan meminimalkan produksi carbon. Namun target net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon, menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi akan sulit tercapai.

Sebab syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai NZE adalah 100 persen pembangkit listrik menggunakan energi baru terbarukan (EBT), nol persen karbon dari kendaraan bermotor dengan BBM fosil, dan nol persen pencemaran lingkungan dari asap pabrik.

“Untuk mencapai 100 persen pembangkit EBT, PLN harus membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar dengan kapasitas sebesar 50 Mega Watt. Ditambah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),” kata Fahmy, Kamis, 15 Agustus 2024.

Baca Juga: Pantai Selatan DIY Rawan Abrasi dan Sedimentasi

Sedangkan untuk mendukung pengembangan operasional kendaraan listrik, setidaknya PLN harus membangun ekosistem smart electric vehicle dalam rangka mewujudkan sarana transportasi ramah lingkungan yang menjangkau seluruh wilayah IKN.

“PLN juga membangun PLN Hub yang akan menjadi episentrum ekosistem transisi energi dan digitalisasi pertama sekaligus terbesar di Indonesia,” imbuh dia.

Fahmy berpandangan, jika IKN dikembangkan sesuai dengan design awal sebagai pusat pemerintahan, bukan sebagai kawasan industri, maka IKN sebagai Smart City dan Green City akan dapat diwujudkan. Sebaliknya, jika design bergeser selain pusat pemerintahan, melainkan juga sebagai kawasan industri dengan mengundang banyak investor asing, maka konsep Smart City dan Green City mustahil diwujudkan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: energi baru terbarukanIKNnol emisi karbonsmart city dan green city

Editor

Next Post
Penanaman mangrove dengan metode SiTampan di Sumenep. Foto Dok. IPB University.

SiTampan, Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrem

Discussion about this post

TERKINI

  • Tim medis UGM memberi pelayanan kesehatan masyarakat terdampak bencana Sumatra di pengungsian. Foto Tim AHS UGM.Infeksi Pernafasan dan Penyakit Kulit Mengintai Pengungsi Bencana Hidrometeorologi
    In Rehat
    Jumat, 26 Desember 2025
  • Waspada hujan lebat libur Nataru 2026. Foto BMKG.Siklon Tropis Saat Libur Nataru, Waspada Potensi Hujan Lebat
    In News
    Jumat, 26 Desember 2025
  • Proses drop bantuan dengan helikopter untuk masyarakat di Karangbaru, Aceh Tamiang, 29 November 2025. Foto Dok. BNPB.UGM dan IPB Siapkan Langkah Penanggulangan Dampak Bencana Sumatra
    In News
    Kamis, 25 Desember 2025
  • Dua dari empat orangutan korban perdagangan ilegal yang dipulangkan dari Thailand, 23 Desember 2025. Foto Geopix.Empat Orangutan Dipulangkan ke Indonesia di Tengah Perusakan Hutan Sumatra
    In News
    Kamis, 25 Desember 2025
  • Konferensi Pers Climate Outlook 2026 di BMKG, 23 Desember 2025. Foto BMKG.Hasil Permodelan Kecerdasan Buatan, Iklim 2026 Bersifat Normal
    In News
    Rabu, 24 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media