Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon

Senin, 16 Juni 2025
A A
Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.

Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Padi yang menjadi sumber pangan utama bagi lebih dari setengah populasi dunia tengah mengalami ancaman perubahan iklim dan tekanan produksi global. Perubahan iklim, degradasi sumber daya alam, dan melonjaknya permintaan pangan global menjadikan riset dan inovasi lebih penting untuk menjawab tantangan itu.

Peneliti dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina, Hung Nguyen Van berbagi praktik baik dari Vietnam melalui program satu juta hektare padi berkualitas tinggi dan rendah emisi. Inisiatif ini memadukan database iklim, teknologi pertanian presisi, mekanisasi yang efisien untuk memitigasi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan produktivitas.

Strategi ini mencakup teknik alternate wetting and drying (AWD), manajemen pupuk spesifik lokasi, serta pendekatan pertanian sirkular pascapanen dengan manajemen jerami.

Baca juga: Dokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis

“Kami juga mengembangkan aplikasi EasyFarm sebagai sarana petani dalam mengakses jadwal tanam, pupuk, dan alat pertanian,” terang Hung dalam Webinar PRTP Sharing Session #4 yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertema “Research and Innovation to Improve the Efficiency and Sustainability of Rice Production”, Rabu, 11 Juni 2025.

Model ini membuka peluang kolaborasi adaptif bagi Indonesia melalui transfer pengetahuan dan pengembangan sistem pertanian rendah karbon.

Peneliti IRRI, Ando M. Radanielson menambahkan kontribusi signifikan pertanian padi terhadap emisi gas rumah kaca global. Sistem tradisional seperti perendaman lahan dan pembakaran jerami menjadi penyumbang utama metana dan nitrogen dioksida.

Baca juga: Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama

Untuk itu, IRRI mendorong pendekatan seed, scale, dan sustain (3S) sebagai kerangka integratif produksi padi rendah emisi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alternate wetting and dryingBRINInternational Rice Research Institutepadi rendah karbon

Editor

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media