Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon

Senin, 16 Juni 2025
A A
Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.

Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Padi yang menjadi sumber pangan utama bagi lebih dari setengah populasi dunia tengah mengalami ancaman perubahan iklim dan tekanan produksi global. Perubahan iklim, degradasi sumber daya alam, dan melonjaknya permintaan pangan global menjadikan riset dan inovasi lebih penting untuk menjawab tantangan itu.

Peneliti dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina, Hung Nguyen Van berbagi praktik baik dari Vietnam melalui program satu juta hektare padi berkualitas tinggi dan rendah emisi. Inisiatif ini memadukan database iklim, teknologi pertanian presisi, mekanisasi yang efisien untuk memitigasi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan produktivitas.

Strategi ini mencakup teknik alternate wetting and drying (AWD), manajemen pupuk spesifik lokasi, serta pendekatan pertanian sirkular pascapanen dengan manajemen jerami.

Baca juga: Dokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis

“Kami juga mengembangkan aplikasi EasyFarm sebagai sarana petani dalam mengakses jadwal tanam, pupuk, dan alat pertanian,” terang Hung dalam Webinar PRTP Sharing Session #4 yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertema “Research and Innovation to Improve the Efficiency and Sustainability of Rice Production”, Rabu, 11 Juni 2025.

Model ini membuka peluang kolaborasi adaptif bagi Indonesia melalui transfer pengetahuan dan pengembangan sistem pertanian rendah karbon.

Peneliti IRRI, Ando M. Radanielson menambahkan kontribusi signifikan pertanian padi terhadap emisi gas rumah kaca global. Sistem tradisional seperti perendaman lahan dan pembakaran jerami menjadi penyumbang utama metana dan nitrogen dioksida.

Baca juga: Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama

Untuk itu, IRRI mendorong pendekatan seed, scale, dan sustain (3S) sebagai kerangka integratif produksi padi rendah emisi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alternate wetting and dryingBRINInternational Rice Research Institutepadi rendah karbon

Editor

Next Post
Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.

Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media