Ia menjelaskan, dalam Global Risks Perception Survey (GRPS) 2024 yang dirilis World Economic Forum terungkap bahwa ancaman risiko yang paling dikhawatirkan responden adalah cuaca ekstrem yang berimbas pada ketidakpastian global. Sebab menganggu rantai pasok barang dan sumber daya penting, makanan serta energi.
Kekhawatiran akan cuaca ekstrem jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kekhawatiran terhadap misinformasi dan disinformasi akibat artificial intelligence (AI), polarisasi sosial dan politik, krisis biaya hidup, serangan siber, pelemahan ekonomi, dan lain sebagainya.
Terkait Tower GRK 100 meter di Jambi, Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan, bahwa itu adalah tower kedua dengan tinggi 100 meter. Juga merupakan perluasan jaringan pengamatan Tower Tinggi 100 meter pertama di Bukit Kototabang, Sumatera Barat yang telah diresmikan pada Maret 2023 lalu.
Baca Juga: Kepala BNPB Minta Tanggap Darurat Bencana Gorontalo Tak Terlalu Lama
Hingga saat ini, BMKG telah melakukan pemantauan GRK di enam lokasi. Tiga lokasi sebagai daerah background (pengamatan udara bersih yang jauh dari pengaruh aktivitas manusia), yaitu Bukit Kototabang di Sumatera, Lore Lindu Bariri di Sulawesi, dan Sorong di Papua. Dua lokasi sebagai representasi pengamatan daerah urban dilakukan di BMKG Pusat di Jakarta dan Cibeureum di Bogor. Sementara itu, di Muaro Jambi difungsikan untuk pengamatan jangka panjang interaksi yang kuat antara atmosfer dan ekosistem hutan di Sumatera dan pengamatan daerah yang terdampak oleh karhutla.
Peluncuran Tower 100 meter Pemantauan GRK Terintegrasi di Jambi ini, BMKG berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya nasional dan global untuk mengatasi perubahan iklim, mengurangi emisi GRK, maupun mendukung perencanaan pembangunan nasional berkelanjutan yang rendah karbon. BMKG juga mendukung visi “Nusantara Baru untuk Indonesia Maju” dengan berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur dan teknologi pemantauan iklim dan gas rumah kaca yang canggih demi kesejahteraan bangsa.
“Kehadiran tower ini, BMKG telah meningkatkan infrastruktur pengukuran konsentrasi Gas Rumah Kaca secara nasional maupun global. Serta mengambil peran untuk penyediaan informasi siklus GRK secara komprehensif,” imbuh Ardhasena. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post