Wanaloka.com – Sidat adalah salah satu jenis ikan di Indonesia. Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hidayat menyebutkan, sekitar 50 persen spesies sidat di dunia terdapat di Indonesia. Namun pemanasan global, penangkapan ikan berlebihan, dan beberapa gangguan lingkungan lain mengancam keberadaan sidat.
“Kita perlu membicarakan metode konservasi untuk menjaga keberlanjutan hidup sidat. Potensi ini perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Salah satunya teknologi environmental DNA (eDNA) untuk mendeteksi salah satu jenis sidat di perairan darat,” ucap Hidayat saat membuka webinar, Senin, 5 Februari 2024.
Peneliti PRLSDA Sekar Larashati mengungkapkan, monitoring menggunakan eDNA merupakan metode memanfaatkan DNA yang dilepaskan organisme ke lingkungan, seperti kulit, sisik, rambut, telur, sperma dan bentuk lainnya.
Baca Juga: Satu Keluarga Tewas Tertimbun Material Longsor di Tapanuli Utara
Metode ini juga bersifat non-invasif, tidak menimbulkan kerusakan pada spesies atau habitat yang diteliti. Bahkan, selama pengambilan sampel, metode yang digunakan tidak membahayakan ekosistem atau spesies terancam. Tentunya studi ini sangat mendukung penelitian keanekaragaman hayati dan konservasi ekosistem perairan.
“Melalui analisis eDNA, kita dapat mendeteksi spesies yang populasinya sudah sangat sedikit, spesies invasif, peta migrasi dan kajian biodiversitas ikan. Metode ini juga membantu meningkatkan deteksi ikan, meminimalisir kesalahan identifikasi, dan melibatkan citizen sciencel, dan non invasif,” ucap Asti.
Setelah ekstraksi DNA, analisis eDNA dapat dilakukan dalam dua pendekatan. Pertama, pendekatan metabarcoding yang bertujuan untuk mendeteksi beragam spesies dengan satu set primer. Pendekatan ini menghasilkan urutan sekuen DNA yang akan dibandingkan dengan database referensi, sehingga menghasilkan banyak data. Kendalanya, pendekatan ini masih relatif mahal dan memakan banyak waktu.
Baca Juga: BMKG Bangun Sistem Peringatan Dini Multibahaya di Jakarta dan Bali
Discussion about this post