Wanaloka.com – Libur lebaran 2025 di wilayah DIY masih dihantui ancaman cuaca ekstrem. Melansir informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, risiko cuaca ekstrem diprediksi akan mengalami penurunan pada 10 hari pertama April 2025.
“BMKG DIY memprediksi cuaca ekstrem di wilayah Yogyakarta masih akan berlangsung hingga April 2025. Cuaca ekstrem ini dapat berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang,” kata Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Destha Titi Raharjana, Rabu, 19 Maret 2025.
Menurut Destha, pemerintah dan pengelola wisata perlu melakukan upaya-upaya preventif dalam menyambut suasana lebaran di tengah musim hujan. Seperti memastikan tidak terjadi genangan air dan tumpukan sampah selama masa lebaran, serta mengantisipasi berbagai kemungkinan kerusakan akibat bencana angin kencang dan lain-lain. Juga secara berkala dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi pohon sebagai upaya mengurangi terjadinya resiko bencana.
Baca juga: Kasus TBC Peringkat Kedua Dunia, UGM Kembangkan Deteksi Dini Berbasis AI
“Jika turun hujan lebat dan lama, maka harus bisa dipastikan air tidak tersumbat, tidak ada timbunan sampah karena beberapa waktu terakhir Kota Yogyakarta diterpa persoalan ini,” ucap Destha.
Ia berpandangan perlu contingency plan yang harus disiapkan pemerintah dan pihak pengelola wisata agar ketika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki, para pengunjung wisata akan cepat terkondisikan. Komunikasi dengan pihak terkait, baik dari sektor keamanan dan kesehatan menjadi keharusan yang perlu dijalin untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan wisatawan.
Destha mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Sleman yang telah memiliki aplikasi Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (SIMANTAB). Melalui aplikasi ini diinformasikan berbagai pelaporan bencana, informasi kebencanaan, peringatan dini, dan berbagai menu lainnya di dalamnya.
Baca juga: Bayu Dwi Apri, Kenaikan Suhu Bumi Ancaman Ketahanan Pangan Nasional
Sementara di tingkat desa, Pengelola Desa Wisata “Dewi Mulia” Srimulyo Bantul berinisiatif menggagas aplikasi yang dimanfaatkan sebagai early warning system. Prototype aplikasi ini telah dicoba dan diterapkan di Kaligawe. Melalui aplikasi ini mampu memantau ketinggian muka air sungai.
“Aplikasi ini digagas dalam rangka mengantisipasi dampak banjir yang mengancam bantaran sungai, khususnya wisata berbasis Sungai. Jadi langkah antisipatif pengamanan area bantaran sungai dapat diambil sebelum terjadi dampak merugikan,” jelas dia.
Wisata alam jadi jujugan libur lebaran
Selama libur lebaran tahun ini, diperkirakan 1,05 juta – 1,1 juta wisatawan bakal mengunjungi berbagai destinasi wisata di DIY. Angka prediksi tersebut mengacu pada proyeksi kenaikan pergerakan wisatawan sebesar 9 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut bisa menjadi peluang peningkatan ekonomi cukup besar bagi pengelola wisata dan pemerintah daerah yang mulai mempersiapkan diri menghadapi peningkatan kunjungan wisatawan.
Discussion about this post