Wiratni menyarankan agar KKN tematik di Kota Jogja tahun ini bisa difokuskan pada permasalahan sampah. Ia dan timnya telah menyiapkan katalog berbagai teknik membuat kompos yang akan dibagikan ke masyarakat.
“Karena terkadang orang-orang itu cuma belum tahu bagaimana caranya, bukan tidak mau. Mudah-mudahan bisa mengurangi separuh dari permasalahan,” harap dia.
Ova menambahkan, tata kelola sampah merupakan masalah universal yang tidak bisa dilakukan sendiri oleh UGM. Kolaborasi yang terjalin akan menjadi inisiasi yang baik dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta agar menjadi lebih efektif dan berdampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kolaborasi penuntasan masalah sampah ini bisa diaplikasikan ke skala yang lebih luas antar lintas kabupaten dan kota di Provinsi Yogyakarta,” kata dia.
Selain kerja sama terkait tata kelola sampah, Hasto pun berharap agar kerja sama bisa diperluas ke dua program lainnya. Meliputi pengembangan program One Village One Sister University yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal sebagai material teaching bagi universitas, serta pelaksanaan program Food Bank, sebuah inisiatif untuk tata kelola distribusi pangan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Program Food Bank diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta melalui akses pangan yang lebih baik dan pengelolaan sumber daya pangan yang lebih efisien,” harap Hasto.
Pemkot Bandung tindaklanjuti riset ITB dan Unpad
Kerja sama penanganan masalah sampah antara pemda dengan kampus juga diterapkan di Kota Bandng. Pemerintah Kota Bandung menindaklanjuti riset Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) mengenai penanganan sampah Kota Bandung dengan melakukan survei ke sejumlah lokasi pengelolaan sampah, Jumat, 7 Maret 2025 pagi hingga sore.
Survei dipimpin langsung Wali Kota Bandung Muhammad Farhan didampingi berbagai jajarannya, antara lain Asisten Daerah 2 Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dan lain-lain. Survei tersebut merupakan tindak lanjut akselerasi penanganan sampah oleh Pemkot Bandung yang bersinergi dengan perguruan tinggi.
Adapun lokasi survei merupakan sampel yang sudah diteliti tim dari ITB dan Unpad. Meliputi mesin motah di Patra Komala, Sumur Bandung; TPST Tegalega Regol; TPST Nyengseret Astana Anyar; Mesin Motah di Cigondewah Bandung Kulon; KBS dan magotisasi Jamaras di Jatihandap; Rencana TPST Gedebage; TPSS Gedebage GBLA; dan Rumah Magot TPS Rancabolang Gedebage.
Selanjutnya, hasil survei tersebut akan menjadi dasar perumusan langkah konkret mengatasi permasalahan di Kota Bandung.
“Permasalahan sampah di Kota Bandung memerlukan penanganan segera dengan tetap mempertimbangkan perlindungan lingkungan,” kata Koordinator Tim ITB Pelaksana Penanganan Sampah Kota Bandung, Moch. Chaerul.
Seperti dengan aplikasi teknologi pengolahan sampah yang tepat guna dan pemberdayaan masyarakat secara mandiri. Selain bertujuan untuk mengevaluasi kondisi eksisting, melalui survei ini diharapkan dapat ditemukan berbagai model-model penanganan sampah berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi spesifik suatu wilayah di Kota Bandung.
Farhan berharap Tim ITB lebih berperan dalam implementasi berbagai teknologi penanganan sampah, sedangkan Tim Unpad berperan dalam pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan sampah.
Dalam diskusi bersama Farhan di Balai Kota Bandung, Kamis, 6 Maret 2025, Rektor ITB Prof. Tatacipta Dirgantara menyampaikan komitmen kampus untuk mendukung program Pemkot Bandung. Upaya ini merupakan peran kampus untuk berdampak bagi lingkungan sekitar. Terdapat sejumlah masukan yang disampaikan, mulai dari perencanaan aksi untuk solusi darurat, jangka menengah, maupun jangka panjang. [WLC02]
Discussion about this post