Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

100 Hari Rezim Prabowo, Menteri Kehutanan dan Menteri ESDM Dapat Nilai Buruk

Swasembada energi seharusnya tidak bertolak belakang dengan konservasi hutan. Kalau hutan makin hilang, Indonesia bakal dikecam dunia internasional.

Selasa, 21 Januari 2025
A A
Lahan gambut yang berbatasan dengan kebun sawit. Foto Dok. YKAN.

Lahan gambut yang berbatasan dengan kebun sawit. Foto Dok. YKAN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kabinet Prabowo-Gibran resmi menyelesaikan 100 hari pemerintahannya pada 21 Januari 2025. Seratus hari pertama bukan sekadar angka, melainkan penanda awal untuk menakar sejauh mana arah pemerintahan sudah dan akan berjalan.

CELIOS melakukan studi evaluasi kinerja kabinet Prabowo – Gibran. Hasilnya, Prabowo Subianto memperoleh rapor 5 dari 10, sementara Gibran Rakabuming Raka mendapat rapor sangat rendah, yakni 3 dari 10. Sebagian besar responden menilai pencapaian program kerja dan kualitas komunikasi yang tidak memuaskan.

Tak hanya itu, studi CELIOS juga mengungkapkan beberapa menteri memperoleh penilaian buruk. Penilaian ini menunjukkan perlunya penataan ulang dan potensi reshuffle di beberapa posisi kementerian untuk memperbaiki arah kebijakan pemerintahan.

Baca juga: 100 Hari Rezim Prabowo, YLBHI Catat Ada Mobilisasi Militer dalam Pelaksanaan PSN

Ada Natalius Pigai (Menteri HAM), Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral), Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) dan Yandri Susanto (Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal) yang tercatat mendapat angka terendah dalam hal kinerja.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan Menteri Kehutanan mengalami blunder ketika mendorong 20 juta hektar hutan untuk cadangan pangan dan energi. Antara masalah energi, pangan dan lingkungan hidup dinilai ada kegagalan membaca situasi.

Swasembada energi seharusnya tidak bertolak belakang dengan konservasi hutan. Kalau hutan makin hilang, misalnya demi co-firing PLTU (campuran cacahan kayu), Indonesia bakal dikecam dunia internasional dan menurunkan dukungan pembiayaan global untuk konservasi hutan sekaligus transisi energi.

Baca juga: Longsor dan Banjir Bandang di Pekalongan Menelan 17 Korban Jiwa

Dari sektor energi dan lingkungan hidup, Menteri ESDM belum tegas merilis PLTU mana saja yang akan dimatikan pada 2025, padahal Prabowo sudah berucap komitmen pemensiunan PLTU di forum G20 Brasil.

“Jelas instruksi Prabowo tidak berhasil diturunkan menjadi program implementatif yang berkualitas” sahut Bhima dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com, Selasa, 21 Januari 2025.

Ia juga menyayangkan pembantu Presiden yang tidak memiliki persiapan matang dalam menghadapi era Trump yang ke-2. Risiko Trump yang belum diantisipasi adalah terkait pencabutan mandat pengembangan EV (kendaraan listrik) yang memengaruhi harga nikel, tembaga dan bauksit di pasar internasional.

Baca juga: LBH Padang dan Trend Asia Berharap Hakim Cabut Izin PLTU Ombilin

“Sejauh ini, Menteri ESDM belum melakukan pembatasan produksi nikel dan penghentian pembangunan smelter nikel yang sudah kelebihan pasokan. Kenapa tidak diambil regulasi yang tegas soal pembatasan produksi nikel untuk lindungi harga di pasar internasional?” tanya Bhima.

Padahal tantangan proteksionisme Trump harus direspon melalui langkah menarik relokasi pabrik dari AS maupun China.

“Tapi mengurus Apple saja sampai sekarang belum berhasil menjadi realisasi investasi. Koordinasi antar kementerian dalam 100 hari pertama buruk ya,” imbuh Bhima.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Temukan 263 SHGB dan 20 SHM di Kawasan Pagar Laut Tangerang

Rapor merah Prabowo

Kemudian indikator ekonomi menunjukkan, seperti tren meningkatnya imbal hasil surat utang pemerintah dengan performa yang memburuk dibanding negara lain di kawasan; performa IHSG yang turun 5,82 persen dalam 3 bulan terakhir; PHK di sektor padat karya, dan pelemahan daya beli. yang berlanjut.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: 100 Hari Rezim Prabowo20 juta haCELIOSMenteri ESDMMenteri Kehutanan

Editor

Next Post
Banjir di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, 21 Januari 2025. Foto Dok. BPBD Jateng.

Bencana Hidrometeorologi Melanda Jawa Tengah, 20 Tewas Akibat Longsor

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media