Kedua, vaksinasi lengkap penting untuk mempersiapkan diri dari kesakitan dan risiko dirawat yang lebih berat, hingga kematian akibat Covid-19.
Baca Juga: Puncak Kasus Omicron di Indonesia Diprediksi Februari-Maret, Begini Hitungannya
Ketiga, bagi kelompok lansia yang memiliki penyakit bawaan diminta segera melakukan vaksinasi lengkap hingga vaksinasi booster. Bagi yang memiliki komorbid diminta berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Keempat, menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membatasi mobilitas masyarakat.
Sementara kenaikan kasus yang tinggi akibat varian Omicron diprediksi dalam 2 hingga 3 pekan ke depan. Nadia meminta masyarakat waspada mengingat varian ini lebih cepat menular ketimbang varian of concern Covid-19 yang lain, meskipun kasus kesakitan dan kematiannya rendah.
Sejumlah upaya penanganan dilakukan. Pertama, rumah sakit sebaiknya digunakan untuk pasien yang benar-benar membutuhkan, yaitu yang memiliki gejala sedang hingga kritis.
Baca Juga: Tips Pakar Unair Menghadang Omicron dengan Meningkatkan Imunitas
Kedua, masyarakat yang terpapar, tetapi tidak bergejala atau hanya gejala ringan, cukup melakukan isolasi mandiri di rumah (isoman) atau isolasi terpadu (isoter) dengan memanfaatkan layanan telemedisin yang tersedia atau melapor ke puskesmas terdekat.
Gejala ringan yang dimaksud seperti batuk, pilek, atau demam, saturasi oksigen masih di atas 95 persen. Apabila imbauan tersebut dijalankan, angka keterisian rumah sakit bisa berkurang hingga 60-70 persen sesuai aturan Kemenkes.
Data nasional per 6 Februari 2022, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah 18.966. Dengan kata lain, tingkat keterisian BOR nasional saat ini masih 23,35 persen dari 81.235 kapasitas tempat tidur Covid-19 yang tersedia. [WLC02]
Discussion about this post