Wanaloka.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memasang sistem peringatan dini (early warning system/EWS). Sistem tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir lahar dingin pascaerupsi Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatra Barat. Mengingat tiga kabupaten, yakni Padang Panjang, Agam dan Tanah Datar dilanda banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024 lalu.
“Saat ini masih ada sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik pascaerupsi Marapi. Pemasangan instrumen peringatan dini sangat penting untuk mengantisipasi potensi yang masih akan terjadi di wilayah terdampak,” jelas Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh dalam pertemuan yang dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat dan jajaran, serta perwakilan personel dari direktorat di lingkugan BNPB dan Tatonas, Ahad, 9 Juni 2024.
Sebelum pemasangan akan dilakukan survei terlebih dahulu. Udrekh bersama tim dan dukungan BPBD Sumatera Barat akan melakukan survei sebagai langkah awal kegiatan pemasangan alat peringatan dini. Pihaknya telah mendapatkan data dan informasi spasial kondisi pascabencana lahar dingin.
Baca Juga: Ancaman Kekeringan di Sumatra hingga Tahun 2050 dan Suhu Jakarta Naik Tajam
“Kami akan membantu tim untuk menentukan titik perangkat sebagai bagian dari sistem peringatan dini,” kata Udrekh.
Langkah-langkah yang akan dilakukan, antara lain menentukan waktu pelaksanaan kegiatan yang masih pada rentang transisi darurat, penentuan titik sensor dan sirine, serta koordinasi dengan para pemangku kepentingan.
Sistem peringatan dini akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran dan sensor cuaca. Berbagai informasi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.
Baca Juga: Pemetaan Daerah Rawan Pascaerupsi Gunung Ibu, Waspada Banjir dan Gempa Bumi
Discussion about this post