Selain itu digunakan Box Core untuk sampling sedimen mikroplastik, isolasi bakteri, logam berat, maupun bentos untuk penelitian topik oseanografi dan paleografi. Alat gravity core juga digunakan untuk sampling sedimen yang mengandung phytoplankton dan zooplankton. Sekaligus sampling ichthyoplankton untuk sahabat Bongonet.
Baca Juga: Kado Hari Laut Sedunia, Ribuan Telur Penyu Sisik Gagal Diselundupkan
Ia menambahkan, dalam riset ini juga dipantau data akustik bawah air terkait akustik perikanan. Salah satu kegunaannya untuk mengestimasi biomassa ikan. Data yang diperoleh juga tidak sekedar untuk mengidentifikasi organisme laut dan kelimpahannya. Namun juga menganalisis e-DNA, sebuah teknik yang relatif baru untuk mendata spesies dan biomassa ikan.
“Data yang diperoleh juga dapat mengungkapkan rekonstruksi upwelling iklim masa lampau,” ungkap Agus. Yakni berdasarkan stratifikasi dari sedimen, kemudian dihubungkan dengan kelimpahan pada kejadian upwelling di masa lampau.
Baca Juga: Dua Bakteri Ini Jadi Solusi Pencemaran Minyak Bumi di Laut
Di atas kapal juga dijadikan Floating University, kuliah, pelatihan, seminar dan Praktik Kerja Lapang (PKL) onboard terhadap data yang sudah diolah. Untuk menyukseskan riset serupa di masa datang, kontribusi para mahasiswa sangat diharapkan untuk memperkaya data.
Salah satu keseruan yang dirasakan Agus, kondisi Perairan Maluku saat itu dipengaruhi La Nina. Kondisi tersebut juga mempengaruhi intensitas upwelling. Tantangan terjadi saat pengambilan data karena arus ombak yang lumayan besar.
“Kami anggap saja, selain bekerja, juga berwisata yang menyenangkan,” ucap Agus.
Ekspedisi Cruise Budee merupakan inisasi dari IPB University. Laut Banggai menjadi lokasi riset dipilih karena menjadi lumbung pangan di bidang perikanan. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post