Wanaloka.com – Cuaca ekstrem masih mengintai wilayah Indonesia hingga 15 Oktober mendatang, sebagaimana peringatan dini yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data BNPB mengungkapkan, bencana dampak cuaca ekstrem dalam kurun 10 bulan sudah terjadi 867 kali.
Menanggapi bencana dampak cuaca ekstrem, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta seluruh pemangku kebijakan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana dampak cuaca ekstrem. Hal tersebut disampaikan Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Nasional BNPB-BPBD untuk Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem pada Senin, 10 Oktober 2022.
Suharyanto menekankan bahwa penanggulangan bencana sudah menjadi standar pelayanan minimum pemerintah daerah. Kepala BNPB meminta pemerintah daerah segera melaksanakan apel kesiapsiagaan untuk mengecek kesiapan alat, perangkat dan personil dalam menghadapi cuaca ekstrem yang dapat berdampak bencana seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Bali, Lima Orang Meninggal Dunia
“Penanggulangan bencana adalah standar pelayanan minimum di daerah. Untuk itu, pimpinan daerah dan segenap jajaran agar segera melakukan apel kesiapsiagaan dalam rangka mengetahui dan mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel untuk menghadapi bencana banjir, longsor akibat cuaca ekstrem,” kata Suharyanto.
Data BNPB menunjukan, kejadian bencana yang dipicu oleh faktor cuaca seperti banjir, bencana dampak cuaca ekstrem dan tanah longsor mendominasi sejak 1 Januari hingga 9 Oktober 2022.
Bencana banjir terjadi sebanyak 1.083 kali peristiwa, bencana dampak cuaca ekstrem 867 dan tanah longsor 483 kejadian. Selain itu karhutla sebanyak 239 kejadian, gempa bumi dan gunungapi 21, gelombang pasang atau abrasi 21 dan kekeringan 4 kejadian.
Baca Juga: Agus Atmadipoera: Riset di Laut Banggai Ungkap Upwelling Iklim Masa Lampau
Akibat dari rentetan bencana tersebut, sebanyak 160 jiwa meninggal dunia, 28 hilang, 790 luka-luka dan 3.193.001 terdampak bencana. Kerugian yang ditimbulkan atas bencana selama 10 bulan ini meliputi 31.170 rumah rusak, 882 fasilitas rusak, 501 fasilitas pendidikan rusak, 306 rumah ibadah rusak, 75 fasilitas kesehatan rusak, 137 kantor rusak dan 137 jembatan rusak.
Discussion about this post