Salah satu produk layak guna yang dimaksud adalah mengolah eco enzyme menjadi produk sabun cuci piring. Caranya, mencampurkan 125 ml cairan eco enzyme, 375 ml air mendidih, 63 gr garam, dan larutan MES secukupnya.
“Produk sabun cuci piring akan siap pakai ketika warna cairan terlihat bening atau transparan,” imbuh Farel.
Baca Juga: Korban Gempa Turki Banyak Alami Stres Akut
Popok Bayi Disulap Jadi Pot Bunga
Kelompok KKN Unair di Desa Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengusung program kerja yang mentransformasikan popok bayi menjadi pot bunga. Bertempat di MTS Al-Firdaus pada Januari 2023, kelompok yang beranggotakan 10 mahasiswa itu mengajak siswa-siswi MTS untuk turut serta berpartisipasi sebagai ajang edukasi.
“Kami memilih proker itu untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Juga sarana edukasi masyarakat karena masih banyak yang belum mengetahui popok bayi dapat didaur ulang sehingga punya nilai jual,” kata anggota KKN itu, Maissy Ar Maghfiroh.
Mereka bekerja sama dengan Komunitas Bank Sampah Larahan Makmur untuk mendaur ulang sampah popok bayi menjadi pot bunga. Saat memberikan pelatihan, mereka mendemonstrasikan 40 buah limbah popok bayi untuk dijadikan 10 buah pot bunga.
Baca Juga: Banjir Kota Surakarta Makin Meluas, Tujuh Ribu Warga Mengungsi
Langkah awal adalah membersihkan popok bayi bekas hingga bersih dan tidak berbau. Kemudian membuat adonan semen dengan air yang dicampur sedikit demi sedikit di dalam bak berkatan.
Adonan semen tersebut diratakan ke bagian luar dan dalam popok bayi. Lalu dicetak menggunakan toples bekas sosis yang telah dilapisi plastik agar pot mudah dilepaskan.
Kemudian pot dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari retak. Cat dapat dicat atau dihias agar tampilannya lebih baik.
Baca Juga: Gempa Mag 6,6 Guncang Maluku hingga Sorong
Pot-pot bunga dari limbah popok bayi itu dimanfaatkan untuk menanam bunga dan dipajang di MTS Al-Firdaus. Bagi masyarakat yang tertarik membuatnya dapat digunakan untuk kebutuhan sendiri, maupun dijadikan ide bisnis.
Murid SD Membuat Pot dari Sampah Anorganik
Timbunan sampah anorganik yang masuk ke TPA di Kelurahan Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, kian hari meningkat. Apalagi lingkungan kawasan itu gersang. Untuk mengurangi permasalahan itu, tim mahasiswa KKN Unair menghadirkan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik. Sasarannya adalah murid-murid kelas 1-5 sekolah dasar.
“Program kami bertujuan agar anak-anak sedini mungkin bisa paham bagaimana cara merawat lingkungan yang sejuk dan bersih,” kata salah satu mahasiswa, Miftakhul Ulum.
Baca Juga: BMKG Ajak Masyarakat Memanen Air Hujan Sebelum Kemarau, Begini Caranya
Murid-murid SD yang terlibat mendapat pelatihan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik. Mereka juga diajari cara membuat celengan dari sampah anorganik, seperti kaleng serta pot tanaman dari plastik. Pot-pot tanaman itu kemudian ditata berjajar di depan teras kelas, sehingga anak-anak bisa bangga dengan karyanya dan mengetahui manfaat pengolahan limbah anorganik.
Lewat program membuat celengan, tim KKN ingin mengajak murid-murid menerapkan Gerakan Gemar Menabung (Gemabung). Selain itu, lewat program memanfaatkan sampah anorganik menjadi celengan dan pot tanaman, mereka turut mendukung ketercapaian SDGs poin ke-13 Climate Action, yakni program edukasi atau sosialisasi yang berkaitan dengan penanganan perubahan iklim. [WLC02]
Discussion about this post