Senin, 29 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Petani Butuh Prediksi Detail Cuaca Masa Depan hingga Level Lahan

Senin, 14 Juli 2025
A A
Pelaksanaan SLI Tematik di Subak, Kabupaten Badung, Bali. Foto bmkg.go.id.

Pelaksanaan SLI Tematik di Subak, Kabupaten Badung, Bali. Foto bmkg.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan dinamika atmosfer yang tidak lazim telah menyebabkan mundurnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Sekaligus meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir. Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen wilayah zona musim yang mengalami peralihan ke musim kemarau.

“Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” ungkap Dwikorita di Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.

Kemunduran musim kemarau tahun ini merupakan dampak dari lemahnya Monsun Australia dan tingginya suhu muka laut di selatan Indonesia. Kedua faktor ini menyebabkan tingginya kelembapan udara yang memicu terbentuknya awan hujan, bahkan di tengah periode yang seharusnya kering.

Baca juga: Seruan Koalisi Warga Flores-Lembata: Hentikan Proyek Panas Bumi di NTT yang Melukai Kami

“Curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025,” papar dia.

Sejumlah daerah telah terdampak. Intensitas hujan lebih dari 100 mm pada 5 dan 6 Juli lalu menyebabkan Bogor, Mataram, Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai, serta sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami banjir, longsor, pohon tumbang, dan gangguan aktivitas masyarakat.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR di Ruang Rapat Komisi V, Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025, dibahas agenda Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) serta Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Anggaran 2026 bagi mitra kerja Komisi V DPR.

Baca juga: Desain Kapal Pembersih Sampah di Sungai Perkotaan

Dwikorita menekankan perlu dukungan lebih lanjut agar kekurangan anggaran (backlog) dapat terpenuhi secara optimal.

“Kami mohon dukungan lanjutan untuk menutup backlog demi mewujudkan perlindungan terhadap seluruh tumpah darah Indonesia dari berbagai ancaman multi-bahaya cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami,” ujar Dwikorita.

Ia menegaskan bahwa pemenuhan anggaran tersebut penting untuk memperkuat sistem layanan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan geofisika yang kian kompleks.

Baca juga: Banjir Musim Kemarau, Greenpeace Serukan Penghentian Ekspansi Energi Fosil

Bahwa penguatan layanan BMKG sejalan dengan sejumlah prioritas nasional yang tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, meliputi, pertama, Prioritas Nasional 2, yakni mendukung swasembada pangan, air, dan ketahanan energi.

Kedua, Prioritas Nasional 3, yakni penguatan konektivitas dan layanan transportasi yang aman dan efisien. Ketiga, Prioritas Nasional 8, yakni pengelolaan risiko bencana dan pembangunan berketahanan iklim

“Untuk itu, BMKG memohon dukungan untuk penguatan sistem peringatan dini yang harus disertai penguatan aksi dini di tingkat masyarakat, termasuk petani dan nelayan, melalui program prioritas seperti Sekolah Lapang Iklim, Sekolah Lapang Cuaca, dan BMKG Goes to School,” imbuh dia.

Komisi V DPR secara resmi menyetujui seluruh pagu indikatif anggaran bagi kementerian dan lembaga mitra kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya. Selain itu, Komisi V berkomitmen untuk memperjuangkan pemenuhan kekurangan atau backlog anggaran yang masih ada, sebagaimana tercantum dalam dokumen kesepakatan yang telah ditandatangani bersama pada hari ini. [WLC02]

Sumber: UGM, BMKG

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BMKGCuaca EkstremFakultas Teknik Pertanian UGMgagal panenkemarau basahpetani

Editor

Next Post
Ilustrasi hutan. Foto Nowaja/pixabay.com.

Koalisi Masyarakat Sipil Mendesak UU Kehutanan Lama Dicabut, Diganti UU Kehutanan Baru yang Adil

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua dari empat orangutan korban perdagangan ilegal yang dipulangkan dari Thailand, 23 Desember 2025. Foto Geopix.Empat Orangutan Dipulangkan ke Indonesia di Tengah Perusakan Hutan Sumatra
    In News
    Kamis, 25 Desember 2025
  • Konferensi Pers Climate Outlook 2026 di BMKG, 23 Desember 2025. Foto BMKG.Hasil Permodelan Kecerdasan Buatan, Iklim 2026 Bersifat Normal
    In News
    Rabu, 24 Desember 2025
  • Empat nelayan Pulau Pari yang menggugat Holcim demi keadilan iklim. Foto Walhi.Pengadilan Swiss Terima Gugatan Iklim Nelayan Indonesia Atas Holcim
    In News
    Selasa, 23 Desember 2025
  • Siklon tropis Grant, 23 Desember 2025. Foto BMKG.Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Akibat Siklon Tropis Grant
    In News
    Selasa, 23 Desember 2025
  • Ketua DPR RI, Puan Maharani. Foto Karisma/Istimewa.Puan Maharani Ajak Perempuan Pastikan Bumi Jadi Rumah Aman Bagi Generasi Masa Depan
    In Sosok
    Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media