Wanaloka.com – Pengelolaan sampah di Indonesia terbilang masih buruk karena masyarakat masih enggan mengelola dan memilah sampah. Kualitas lingkungan dan kesehatan pun menurun akibat penyebaran bau busuk dan air lindi dari tumpukan sampah yang dibiarkan menggunung.
Sementara gundukan sampah organik akan mengundang lalat hijau, lalat biru dan lalat rumah. Ketiga jenis lalat ini merupakan vektor penyakit.
Pada 2023, Ketua Divisi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Prof. Arief Sabdo Yuwono mengembangkan teknik pembanjiran larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai sarana pengelolaan sampah organik untuk menekan kepadatan ketiga jenis lalat tersebut. Tempat penampungan sampah dibanjiri dengan larva BSF yang ramah lingkungan untuk mencegah berbiaknya lalat vektor penyakit.
Baca Juga: Walhi: Warga Rempang Tetap Menolak Penggusuran, Pemerintah Main Klaim
“Perkembangbiakan vektor penyakit ini dihambat sehingga tempat penampungan sampah tidak lagi menjadi sarana perkembangbiakan ketiga jenis lalat tadi,” terang Arief.
Mekanismenya dimulai dari tempat penampungan sampah atau bak komposting limbah organik yang diisi larva BSF dalam jumlah relatif besar. Larva BSF akan menjadi larva mayoritas di dalam tumpukan bahan organik. Akibatnya, jumlah populasi larva jenis lain akan tertekan dan kedatangan lalat vektor penyakit akan menurun.
Larva BSF akan memberikan peningkatan kualitas lingkungan yang jauh lebih bagus. Sebab salah satu indikator sanitasi lingkungan adalah kehadiran lalat yang dinyatakan secara kuantitatif dengan indeks kepadatan lalat.
Discussion about this post