Wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal meliputi Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi bagian utara, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian barat, Banten bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan.
Baca Juga: PLTU Suralaya Diklaim Penuhi Standar Pengelolaan Emisi
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Dwikorita mengimbau kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan. Terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim Hujan atas normal (lebih basah dibanding biasanya).
Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor. Pemerintah daerah diharapkan lebih optimal mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.
“Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action). Untuk menekan kerugian akibat bencana hidro-meteorologi,” kata Dwikorita.
Baca Juga: Pramaditya Wicaksono, Guru Besar Termuda Peneliti Penginderaan Padang Lamun
Dwikorita menyebutkan sejak mulai muncul pada pertengahan bulan Mei 2023, gangguan iklim El Nino terus berkembang mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023. Saat ini Indeks El Nino berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino moderate diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.
Sedangkan di Samudera Hindia, berdasarkan pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi IOD Positif dengan indeks saat ini +1.527 dan diprediksi akan tetap positif hingga akhir 2023. Superposisi fenomena El Nino dan IOD (+), menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya, yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia.
SDM untuk Perubahan Iklim
Saat ini, BMKG sedang menggencarkan program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM), agar lebih siap, tangguh dan handal menghadapi tantangan perubahan iklim global dan dampaknya, serta tantangan dinamika tektonik yang semakin kompleks dan aktif. Langkah tersebut dilakukan dengan mengirim para pegawainya berusia millenial untuk belajar ke berbagai universitas di luar negeri. Targetnya, 500 orang Pegawai BMKG millenial dengan memanfaatkan bonus 65 persen harus menjadi Doktor baru sebelum tahun 2030.
Baca Juga: Pusat Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas ASEAN Diresmikan
Dwikorita mengungkapkan upaya tersebut mendesak untuk dilakukan mengingat perubahan iklim memicu pergeseran pola musim dan suhu udara, serta dinamika tektonik yang semakin kompleks dan aktif yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas multi-bencana geo-hidrometeorologi. Situasi tersebut harus disikapi serius demi mewujudkan perlindungan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Ini juga bagian dari upaya transformasi BMKG menjadi institusi kelas dunia. SDM-SDM berkualitas ini menjadi amunisi BMKG untuk terus maju dan berkembang menjadi institusi kelas dunia dengan memberi pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berkontribusi positif bagi dunia,” ungkap Dwikorita dalam acara pelepasan mahasiswa tugas belajar ke Inggris Raya di Auditorium BMKG, Jakarta pada 7 September 2023.
Adapun universitas-universitas di Inggris yang dipilih berdasarkan reputasinya yang sesuai dengan bidang prioritas BMKG meliputi University of Oxford, University of Cambridge, Imperial College London, University of Leeds, Newcastle University, University of Birmingham, University of Edinburgh, University of East Anglia, University of Exeter, University of Reading dan University of Sheffield. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post