Sedangkan persyaratan geopark menurut UNESCO adalah pengelola geopark menunjukan upaya melaksanakan rencana induk geopark paling singkat satu tahun sejak dibentuk, menyusun proposal pengusulan untuk menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp), memenuhi pediman teknis pengembangan UNESCO Global Geopark.
Geopark sebagai bentuk pelestarian sumberdaya geologi bertujuan untuk pelestarian, pemanfaatan, pengelolaan kawasan situs pelestarian geologi secara holistik bersama sumber daya alam lain untuk pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan geopark perlu ada proses riset dan inovasi dalam konteks geopark. Riset yang dilakukan terkait geopark bisa berbagai macam, seperti mengenai Geo-Culture, Geo-Arkeologi, Geo-Botani, Geo-pedologi, Geotrail, Geotourism & Leisure, Geoproduct, Geo-homestay, dan banyak lagi.
Baca Juga: Kandang Kawat Duri Efektif Cegah Konflik dengan Harimau
Inovasi lain yang dapat dihasilkan, misalnya melalui pembangunan museum, pembangunan pusat informasi, membuat infografis yang dapat dipahami masyarakat, dapat berupa animasi, film atau video, katalog, maskot ataupun arboretum.
Guru Besar Teknik Geologi Universitas Padjajaran (Unpad) Mega Fatimah menyampaikan peran perguruan tinggi atau lembaga litbang dalam mengembangkan geopark tidak bisa bergerak sendiri. Perlu mengusung unsur penta helix, seperti melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, industri, masyarakat lokal, dan media.
Sebagai akademisi dan peneliti yang berperan dalam riset dan inovasi geopark mengajak untuk mengembangkan berbagai topik riset dari berbagai pendekatan disiplin ilmu dan teknologi sesuai dengan karakteristik wilayah atau kondisi geologi dari geopark-nya.
Baca Juga: Perubahan Iklim Kian Mengkhawatirkan, Perlu Payung Hukum dan Kontribusi Aksi
“Angkat topik lokal untuk untuk dipromosikan ke tingkat global,” kata Mega.
Sementara untuk mengelola serta mengembangkan sebuah geopark, menurut Wakil Ketua I Jaringan Geopark Indonesia (JGI) Abdillah Baraas, perlu ada riset dengan melibatkan akademisi. Akademisi mempunyai peranan penting dan utama dalam pengembangan geopark, layaknya kemasan sebuah produk yang harus terus diperbaharui. Keterlibatan media dalam mendiseminasikan hasil-hasil penelitian juga sangat diperlukan.
“Akademisi adalah insan penghasil pemikiran baru. Media adalah penyalur ide-ide dan gagasan tersebut agar bisa disampaikan kepada masyarakat luas,”ucap Abdillah. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BRIN
Discussion about this post