Baca Juga: Nikmati Fenomena Astronomi 2025 dari Parade Planet hingga Hujan Meteor
Rapat koordinasi ini juga dihadiri Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, Kepala BNPB Suharyanto, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, perwakilan Basarnas, BPBD, dan Forkopimda.
Retakan tanah di Sukabumi
BMKG juga turut meninjau lokasi terdampak bencana di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil tinjauan BMKG, fenomena retakan tanah di pemukiman warga setempat cukup parah sehingga menyebabkan masyarakat harus mengungsi.
Menurut Dwikorita, retakan tanah terjadi akibat hujan lebat yang menyebabkan longsor. Berdasarkan data BMKG, dalam 10 hari terakhir terjadi gempa bumi di wilayah Jawa Barat dengan magnitude lemah dan tidak sampai dirasakan masyarakat.
Baca Juga: Mengapa Satwa Liar Diserahkan pada BBKSDA, Direhabilitasi, Lalu Dilepasliarkan?
“Gempanya dapat menggoyang tebing. Ketika diguyur hujan, dampak lanjutannya akan jadi lebih mudah longsor,” jelas Dwikorita.
Setelah longsor terjadi, materialnya akan menutup lembah-lembah sungai dan membendung air hujan. Namun ketika hujan terjadi terus menerus dengan intensitas lebat, bendungan tidak akan kuat menahan, sehingga jebol dan menjadi banjir bandang.
“Potensi longsor dan banjir bandang masih dapat terjadi selama bulan-bulan ini. Mengingat puncak musim hujan di Jawa Barat itu Desember di bagian selatan dan Januari di bagian utara. Jadi mohon diwaspadai,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post