Minggu, 16 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Bantal Bangau Antibakteri dan Tungau Buatan Mahasiswa UGM

Bantal Bangau dibuat mahasiswa UGM untuk mengantisipasi sebaran bakteri dan tungau saat tidur. Apa saja bahan untuk membuatnya?

Jumat, 2 September 2022
A A
Produk bantal antitungau buatan mahasiswa UGM. Foto ugm.ac.id.

Produk bantal antitungau buatan mahasiswa UGM. Foto ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Produk bantal Bangau alias bantal antibakteri dan tungau telah dibuat lima orang mahasiswa UGM, yakni Marsyela Tri Aryani, Silvia Rahmawati, Alda Anisah, dan Rizal Aziz Pradana dari Sekolah Vokasi, serta Luthfia Uswatun Khasanah dari Fakultas Biologi. Bermula dari kebiaasaan orang yang malas mengganti sarung bantal dan menjemurnya secara rutin.

Padahal bantal berpotensi menjadi media penyaluran penyakit dan alergi apabila tidak dirawat dengan baik, seperti melalui perantara bakteri dan tungau. Bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah akan mudah mengalami reaksi alergi, seperti dermatitis, asma, rhinitis, batuk, mata kering, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Uniknya, pembuatan Bangau ini hanya bermodal limbah sabut kelapa, enceng gondok, dan ekstrak daun sirih yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.

Baca Juga: Jahe Dikembangkan Jadi Obat Terapi Kanker dengan Harga Terjangkau

Ide pembuatan Bangau, menurut Marsyela, berawal dari keprihatinan terhadap persoalan eutrofikasi tanaman eceng gondok yang merusak perairan karena pertumbuhannya relatif cepat. Selain itu, banyak limbah sabut yang belum dimanfaatkan masyarakat dengan baik.

Sementara berdasar kajian pustaka dari sejumlah jurnal, mereka menemukan khasiat enceng gondok yang berpotensi sebagai tanaman obat. Tumbuhan air itu mengandung senyawa aktif fenol, flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, steroid, dan glikosida yang punya manfaat biologis sebagai antioksidan, antijamur, antibakteri, dan antikanker.

Mereka pun memutar otak untuk membuat produk yang dapat dimanfaatkan manusia sehari-hari dengan memanfaatkan limbah-limbah alam itu.

Baca Juga: Indonesia Kaya Sumber Hayati, Tapi Bahan Baku Obat Masih Impor

“Tercetuslah ide membuat bantal,” jelas Marsyela, 2 September 2022.

Kelima mahasiswa tersebut merancang produk bantal antibakteri dan tungau berkonsep natural dengan pendampingan dosen Saiqa Ilham Akbar. Bahan bantal 100 persen dari bahan alami, baik isi bantal maupun sarungnya. Tak sekedar mengurai persoalan lingkungan, Bangau juga menghadirkan produk yang bermanfaat bagi kesehatan. Tak hanya mencegah potensi munculnya tungau dan bakteri, tetapi juga penyebab alergen lain yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Untuk mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri, mereka memanfaatkan daun sirih (Piper betle L.) yang mengandung senyawa saponin, tanin, flavonoid, dan fenol sebagai antibakteri. Daun sirih juga mengandung minyak atsiri, yaitu clavikol yang berperan mematikan agen Sarcoptes scabiei sehingga menghentikan aktivitas tungau agar permukaan luka tidak memburuk. Daun sirih tersebut diekstrak dan direaksikan dengan limbah enceng gondok.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: antibakteribahan alamibantalbantal antibakteri dan tungaubantal Bangauenceng gondoksabut kelapaUGM

Editor

Next Post
Pusat gempa Aceh Singkil magnitudo 5 pada Jumat, 2 September 2022, pukul 10.34 WIB. Foto tangkap layar bmkg.go.id.

Awal September 2022, Aceh Singkil hingga Kolaka Digoyang Gempa Dangkal

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular kobra. Foto AlexandraLysenko/pixabay.com.Kasus Gigitan Ular Meningkat, Pakar UGM Baru Teliti Karakterisasi Bisa Kobra Jawa
    In IPTEK
    Minggu, 16 November 2025
  • Taman Paku di Kebun Raya Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah. Foto kebunrayaindrokilo.boyolali.go.id.Jalankan Lima Fungsi Utama, Kebun Raya Indrokilo dan Banua Dapat Penghargaan
    In Traveling
    Minggu, 16 November 2025
  • Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd didampingi pawangnya membantu pencarian korban longsor di Cilacap, 15 November 2025. Foto Dok. BNPB.Kadar Air Dalam Tanah Picu Longsor di Cilacap, Waspada Hujan Lebat 19-22 November 2025
    In Bencana
    Sabtu, 15 November 2025
  • Warga Kawasi menggelar aksi boikot jalur produksi PT Harita Group, 15 November 2025. Foto Istimewa.Tuntut Air Bersih dan Listrik, Warga Kawasi Boikot Jalur Produksi Perusahaan Nikel
    In News
    Sabtu, 15 November 2025
  • Tim gabungan melakukan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. Foto Istimewa.Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
    In Bencana
    Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media