Baca Juga: Telur Mentah Lebih Baik untuk Tubuh Itu Pandangan Keliru dan Berbahaya
Proses pembuatan Bangau diawali dengan membuat sarung atau pembungkus isian bantal berupa anyaman eceng gondok kering berbentuk lilitan kecil maupun sedang. Anyaman enceng gondok itu direbus dengan ekstrak daun sirih agar tercampur merata pada anyaman. Kemudian dilakukan pengeringan dan penyemprotan kembali ekstrak daun sirih secara merata. Anyaman dimasukkan ke dalam plastik selama 12 jam agar ekstrak daun sirih dapat meresap ke dalam anyaman.
Sabut kelapa digunakan sebagai bahan isian bantal. Agar tekstur sabut kelapa yang kasar bisa menyerupai woll atau benang diperlukan tahapan pengolahan. Meliputi pemutihan, penghalusan, dan pengeringan. Tahap terakhir berupa finishing dengan memasukan serat woll dari sabut kelapa dan limbah biji kapuk randu untuk menambah volume bantal sebelum dilakukan penjahitan.
Baca Juga: Pria Bisa Idap Tumor Payudara, Kandungan Ubur-ubur Diteliti sebagai Obat Kanker Payudara
Produk Bangau dibuat berbentuk segi empat berukuran 35×35 centimeter berwarna coklat dengan nuansa alami dan tradisional. Bantal Bangau tersebut telah dipasarkan menggunakan website dan media sosial, seperti Instagram, Tiktok, dan Facebook. Pemesanan dapat dilakukan konsumen melalui Whatsapp dan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Nantinya, penjualan produk secara offline secara bertahap akan dilakukan dengan membuka home industry produk Bangau. Satu paket produk Bangau yang dijual berupa bantal ditambah cairan spray antibakteri 30 mililiter. Satu paket produk dibanderol seharga Rp115 ribu.
“Kami juga melakukan layanan purna jual kepada konsumen, yaitu layanan reparasi dan atau penggantian produk cacat selama masa garans. Juga ada diskon untuk pelanggan pada hari-hari besar tertentu,” tutur Alda Anisah.
Baca Juga: Dompi, Dompet Anti Copet dari Limbah Pelepah Pisang
Untuk perawatan produk bangau cukup mudah. Silvia Rahmawati menjelaskan, penggunaan produk Bangau tidak perlu dilapisi dengan sarung bantal. Perawatannya cukup dijemur, lalu diberikan spray antibakteri dan diangin-anginkan saja.
“Tidak hanya memiliki fungsi kesehatan, Bangau juga mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati di Indonesia dan ramah lingkungan,” imbuh Silvia.
Pembuatan produk Bangau yang didanai Kemendikbudristek tahun 2022 lewat Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan itu diharapkan menjadi alternatif pengganti bantal kapuk dan sintetis yang dapat meningkatkan kualitas tidur pengguna. Juga membuat aman dan nyaman karena ada fungsi kesehatan sebagai antibakteri dan tungau. [WLC02]
Sumber: ugm.ac.id
Discussion about this post