Wanaloka.com – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Pemerintah Indonesia dengan Cina telah bersepakat untuk mengembangkan lahan pertanian di Kalimantan Tengah. Tindak lanjut dari proyek tersebut adalah rencana pelaksanaan kerja sama bidang pertanian di Kabupaten Pulang Pisau di atas lahan seluas satu juta hektare yang telah disiapkan.
Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi dalam forum High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI–RRC di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 19 April 2024 lalu.
Pemerintah berjanji akan melibatkan mitra lokal dalam proyek tersebut. Bulog akan berfungsi sebagai offtaker dan bertugas menyerap hasil panen dari proyek penanaman padi tersebut.
Baca Juga: BMKG Sebut Indonesia Gerah Bukan Gelombang Panas, Tapi Peralihan Musim
Pengamat bidang pertanian, agrometeorologi, ilmu lingkungan dan perubahan iklim UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, secara teori proyek itu akan menjadi sesuatu yang menggembirakan. Sebab teknologi pertanian dari Cina sudah terbukti menghasilkan produktivitas tinggi.
“Apabila terlaksana tentunya swasembada beras bukan lagi isapan jempol semata,” kata Bayu di Kampus UGM, Senin, 6 Mei 2024.
Namun ada kompleksitas sangat besar dalam membahas pertanian di Indonesia. Bayu mengingatkan, tidak bisa menggeneralisasi atau menggaransi keberhasilan penanaman padi di Cina juga akan mencapai keberhasilan yang sama di Indonesia.
Baca Juga: Gempa Dangkal Laut 6,1 Magnitudo Guncang Pulau Seram Maluku
“Sukses di sana (Cina) belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama di Indonesia, khususnya Kalimantan Tengah. Ada banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan komoditas pertanian, termasuk kondisi lingkungan seperti iklim, tanah, hama, penyakit, dan aspek sosial masyarakat,” papar Bayu.
Ia menyampaikan ada kearifan lokal dalam sektor pertanian yang harus mendapat perhatian. Misalnya di sekitar Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal ada istilah pranata mangsa atau penanggalan Jawa sebagai panduan bagi petani dalam menjalankan aktivitas bercocok tanam.
Kalender Pranata Mangsa disusun berdasarkan peredaran Matahari dan diwariskan secara lisan serta bersifat lokal dan temporal. Artinya, suatu perincian yang dibuat untuk suatu tempat tidak sepenuhnya berlaku untuk tempat atau lokasi lain. Biasanya pranata mangsa digunakan petani sebagai pedoman untuk menentukan awal masa tanam.
Baca Juga: Pengendalian Hama Padi Lewat Pengumpulan Telur dengan Teknologi PHT-Biointensif
Discussion about this post