Membangun Pondasi dengan Ilmu Geoteknik
Konsep hunian tahan gempa, menurut Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Dr. Erizal adalah bangunan yang mampu bertahan dari keruntuhan akibat getaran gempa. Bangunannya cenderung lebih fleksibel untuk meredam getaran. Prinsipnya ada dua, yakni kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman getaran gempa.
“Dua hal ini perlu diperhatikan dengan baik. Kedua prinsip ini disesuaikan dengan jenis bangunannya, baik untuk bangunan tinggi maupun rendah,” kata Erizal.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) juga sudah mengeluarkan standar bagi konstruksi bangunan tahan gempa, termasuk untuk rumah sederhana.
Baca Juga: Ini Pemicu Longsor di Toraja Utara, 155 Warga Mengungsi
“Namun masyarakat cukup mengikuti kaidah-kaidah umum yang ada. Komponen struktur bangunan harus terikat dengan baik atau sistem joint-nya memenuhi persyaratan. Harapannya ini dipahami para pekerja bangunan,” kata Erizal. pungkas Ahli Teknik Sipil IPB University ini.
Perencanaan pembangunan juga dapat bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan dana. Pembangunan pondasi dapat direncanakan sesuai dengan pemahaman lokal.
“Bangunan tahan gempa tidak perlu mahal. Tapi beberapa prinsip perlu dipahami agar kerugian jiwa dapat dikurangi. Pemeliharaan bangunan harus selalu dilakukan secara konsisten,” imbuh dia.
Baca Juga: Allen Kurniawan: Tak Semua Industri Terapkan SOP Pengolahan Limbah
Sementara dalam proses pembangunanya, menurut Erizal perlu menyertakan penerapan ilmu geoteknik. Sebab ilmu tersebut digunakan untuk menerapkan metode ilmiah dan prinsip-prinsip rekayasa dalam aktivitas dan pembangunan dengan mempelajari dan memprediksi perilaku bumi.
Salah satu contoh penerapan ilmu geoteknik adalah pada proses pembangunan kampus IPB University. Ada proses pemeriksaan dan interpretasi berbagai kegiatan dan karakteristik bumi disiapkan untuk berbagai kegiatan konstruksi di kampus IPB Dramaga.
Geoteknik juga sangat diperlukan ahli geologi teknik dan perencana untuk memahami perilaku pondasi.
Baca Juga: Limbah Tailing Freeport Akibatkan Rakyat Papua Kehilangan Budaya Sungai, Sampan dan Sagu
“Informasi yang diperoleh dapat dijadikan rujukan untuk memilih sifat material pondasi dan material bangunan. Juga memahami daya dukung tanah untuk menahan beban bangunan di atasnya,” terang Erizal.
Ilmu geoteknik juga dapat diterapkan dalam pembangunan hunian sementara bagi korban bencana gempa yang terdampak. Ia menyebutkan, pembangunannya dapat mengadopsi prinsip pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang menggunakan komponen bangunan dari beton. Namun material bangunan ini dapat dimodifikasi dengan material yang tersedia di wilayah setempat dengan menerapkan kaidah yang ada. [WLC02]
Sumber: UGM, IPB University
Discussion about this post