Wanaloka.com – Menjawab kebutuhan benih padi ramah lingkungan yang adaptif terhadap perubahan iklim, IPB University meluncurkan benih padi varietas IPB 9 Garuda (9G) di Desa Blawirejo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada 19 April 2024.
Varietas IPB 9G yang ditemukan inovator IPB, Hajrial Aswidinnoor diklaim akan membawa era baru pertanian “cerdas-iklim”. Sebab varietas tersebut merupakan inovasi benih yang adaptif di tanah asam, tahan hama penyakit serta kebutuhan pupuk dan air yang lebih efisien. Produktivitas tanaman padi ini bisa mencapai maksimal 11 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Varietas ini juga ditanam di Purwakarta dan berhasil mencapai produktivitas 10,7 ton GKP per hektare.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, penelitian padi varietas IPB 9G bisa menghemat pupuk 20 persen.
Baca Juga: Rumah Terdampak Gempa Garut Magnitudo 6,2 Bertambah di 12 Wilayah
“Bayangkan kalau 100 persen petani gunakan benih ini, bisa hemat pupuk untuk padi sampai 10 triliun rupiah. Mimpi kami ingin Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” ucap dia saat menghadiri acara peluncuran benih padi varietas IPB 9G.
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria mengklaim kehadiran benih padi cerdas iklim IPB 9G dapat menjawab tantangan perubahan iklim serta produktivitas nasional.
“Sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Pengembangan benih padi cerdas iklim perlu terus didukung para pihak untuk mewujudkan pertanian nasional yang lebih maju,” tutur Arif.
Baca Juga: 10 Wilayah Terdampak Gempa Samudera Hindia Selatan Jawa Barat 6,5 Magnitudo
Ia berharap jejak IPB University yang mempionirkan pertanian cerdas iklim di Indonesia dapat diikuti universitas maupun lembaga lainnya.
“IPB University akan terus berinovasi dalam menciptakan solusi bagi pertanian maju di Indonesia. Semoga ke depan, universitas maupun lembaga lain dapat ikut mengembangkan konsep pertanian cerdas iklim dalam inovasi mereka,” kata Arif.
Hasil uji coba penanaman IPB 9G dapat menghemat kebutuhan air hingga 10-20 persen. Dari sisi penggunaan pupuk, IPB 9G juga lebih efisien 25 persen dari varietas umum lainnya. Dengan demikian, efisiensi penggunaan pupuk kimia dapat meminimalisasi dampak lingkungan dari pertanian padi.
Baca Juga: Gempa di Selatan Jawa Barat 6,5 Magnitudo Guncang Pulau Jawa
Wakil Rektor IPB University Bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof. Ernan Rustiadi menjelaskan produktivitas IPB 9G bisa lebih tinggi 10 – 20 persen dibanding varietas dominan yang ada saat ini.
“Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, kami mengharapkan petani yang menggunakan varietas ini dapat menghemat biaya produksi dengan hasil panen optimal,” ucap Ernan.
Sebelum diluncurkan ke pasar, varietas IPB 9G telah dijual secara terbatas. Salah satunya ditanam di lahan milik Wahid, petani dari Desa Mantup, Lamongan. Wahid menyatakan puas dengan hasil dari IPB 9G.
Baca Juga: Gempa Pantai Timur Maluku Tengah 5,2 Magnitudo Ini Dipicunya
“Malainya panjang dan lebih lebat dari varietas lain. Perawatannya juga mudah, tapi hasilnya justru lebih banyak,” sebut Wahid. Menurut dia, penggunaan IPB 9G dapat menghemat biaya tanam, tahan hama penyakit, dan dapat meningkatkan pendapatannya.
“Saya sangat merekomendasikan IPB 9G. Silakan datang melihat langsung padi IPB 9G yang saya tanam,” tambah Wahid.
Ernan menjelaskan inovasi tersebut didukung PRISMA (program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk pertumbuhan pasar pertanian nasional) dalam mempromosikan dan mengedukasi petani untuk menggunakan varietas benih padi unggulan, termasuk benih padi cerdas iklim.
Baca Juga: Tiga Warga Tewas Tertimbun Longsor di Desa Talagajaya Garut
“Mengubah perilaku petani merupakan salah satu tantangan terbesar di dalam agribisnis. Melalui kerja sama dengan PRISMA, kami sanggup memasarkan benih ke petani melalui pemasaran berbasis edukasi yang mampu mendorong petani untuk mengadopsi benih cerdas iklim,” papar Ernan.
IPB University telah menjalin kemitraan dengan PRISMA sejak tahun 2021 untuk pemasaran dan edukasi benih padi unggulan ke petani kecil. Melalui kemitraan tersebut, PRISMA mendukung IPB University dalam melakukan uji coba varietas benih cerdas iklim, menghubungkan dengan penangkar benih lokal dan distributor untuk memperluas cakupan pasar, serta memberikan insight mengenai perilaku petani untuk pengembangan benih di masa depan.
Kolaborasi ini sukses dalam mengintroduksi benih padi cerdas iklim IPB 3S ke petani-petani kecil di wilayah Jawa Tengah. Kesuksesan tersebut menumbuhkan kepercayaan diri IPB University dalam mengembangkan dan meluncurkan varietas IPB 9G sebagai inovasi lanjutan dari varietas 3S, serta varietas 12-15G yang masih dalam tahap uji coba komersial.
Discussion about this post