Wanaloka.com – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti bertemu dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Kantor Kementerian PU, Jumat, 29 November 2024. Mereka membahas mitigasi gempa megathrust, bencana hidrometeorologi, koordinasi penanganan Gunung Lewotobi Laki-laki dan arus libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Upaya mitigasi gempa megathrust, Dwikorita meminta Kementerian PU bisa melakukan pengawasan bangunan. Khususnya untuk memastikan kuat tidaknya bangunan di Lampung, Sumatera Selatan dan Banten untuk menghadapi gempa berkekuatan 8,7 SR.
“Terlebih zona megathrust ada di daerah seperti Lampung, Sumatera dan Banten,” kata Dwikorita.
Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, Waspada Erupsi Freatik
Sementara Diana mengatakan untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sudah bekerja sama dengan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen). Upaya untuk mengantisipasi kekuatan-kekuatan bangunan, ia mengklaim seluruh bangunan sudah menggunakan SNI 1726.
“Untuk bangunan-bangunan baru, bisa kami dorong menggunakan SNI tersebut, tetapi bangunan lama kami harus lakukan retrofitting,” ucap Diana.
Kemudian untuk penanganan Gunung Lewotobi, Kementerian PU merencanakan membangun cek dam sebagai pengendali aliran lahar. Untuk penanganan sementara, Diana meminta agar masyarakat terdampak tetap berada di area pengungsian agar tetap aman dari erupsi Gunung Lewotobi.
Baca Juga: Pengelola dan Pegiat Wisata Pendakian Mesti Punya Keterampilan Medis
Cuaca ekstrem saat Nataru
Untuk membahas persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda pada akhir tahun ini, Dwikorita menekankan pentingnya kolaborasi antara BMKG dan Kementerian PU guna menghadapinya. Ia mengidentifikasi tiga isu utama yang menjadi fokus perhatian, yaitu antisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, kewaspadaan terhadap ancaman banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi, serta penguatan upaya mitigasi bencana yang terintegrasi.
“Gerombolan awan sudah terdeteksi akan melewati Indonesia. Dampaknya adalah peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra yang saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Peningkatan ini diprediksi akan semakin intensif pada periode 20 hingga 26 Desember 2024,” papar Dwikorita.
Discussion about this post