Suharyanto menyebut dampak gempa tidak terlalu signifikan. “Tidak ada masyarakat yang meninggal dunia, ada 17 orang yang luka-luka, kemudian sekitar 70 rumah rusak berat, satu gedung pemerintah, rumah ibadah. Ini masih dilakukan pendataan,” kata Suharyanto.
Kini penanganan dampak gempa Mamuju memasuki tanggap darurat. “Paling tidak dilakukan satu hingga tiga minggu. Di situ akan dilakukan pendataan, yang utama adalah jiwa manusia, keselamatan warga Sulawesi Barat menjadi prioritas,” ujar Suharyanto.
Baca Juga: Ini Kerusakan Dampak Gempa Dangkal Magnitudo 5,8 Mamuju
Dari laporan Gubernur Sulawesi Barat, warga yang mengungsi dampak gempa sebanyak 1.500 kepala keluarga. Suharyanto memastikan kebutuhan dasar warga yang mengungsi dipenuhi.
“Memang di sini ada yang masih mengungsi. Data dari bapak gubernur ada 1.500 kepala keluarga masih mengungsi tapi secara lambat-laun, mereka kami imbau kembali ke rumahnya masing-masing. Kami tadi membawa logistik yang bisa langsung digunakan. Ada makanan siap saji, ada beras, supermi, ada perlengkapan bayi, ada perlengkapan warga,” katanya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, sebanyak 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi, mendirikan tenda darurat di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka, di pelataran Masjid Deking dan di SMK Kota Tinggi.
Demikian juga dengan 7.670 warga di Kabupaten Mamuju, mengungsi di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju. Sementara korban luka-luka telah mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara Mamuju. [WLC01]
Discussion about this post