Wanaloka.com – Hujan deras tumpah ruah di Bumi Mataram, Rabu, 20 April 2022 sekitar pukul 16.00 WIB. Di tengah derainya, menelusup kabar duka tentang kepergian seniman asal Bantul, lebih tepatnya maestro ketoprak, Bondan Nusantara. Dari berbagai informasi yang dirangkum Wanaloka.com, Bondan berpulang berkisar pukul 15.00 WIB, di tengah tidur siangnya. Tak ada kabar sakit yang diderita sebelumnya. Kepergiannya serba tiba-tiba dan dalam diam.
“Udah saya konfirmasi ke Nano Asmorondono. Benar, Mas Bondan meninggal jam 15.00 selagi tidur siang ini. Dibangunkan Kokok, anak, tapi enggak bangun lagi. Kematian yang sangat indah. Gusti mberkahi,” demikian kabar duka yang disampaikan sahabat almarhum, Butet Kartaredjasa yang menyebar di sejumlah akun media sosial.
Bondan dan Butet punya ikatan emosional cukup dekat. Lantaran berguru pada orang yang sama, Handung Kussudyarsana. Romo Ndung, demikian sapaan akrabnya, adalah adik dari Bagong Kussudiardjo, yaitu ayah dari Butet. Meski sama-sama berfokus dalam seni pertunjukan, Bondan dan Butet mengambil jalur yang berbeda. Butet berkiprah di seni teater, sedangkan Bondan melestarikan seni ketoprak.
Baca Juga: Belajar dari Klaim Reog oleh Negara Lain, Begini Pengajuan Warisan Budaya ke Unesco
Kiprah Bondan sebagai seniman ketoprak dimulai selepas SMP pada 1970 dengan mengikuti ketoprak keliling, Dahana Mataram. Kemudian belajar menulis naskah ketoprak dari Romo Ndung. Bondan pun pernah menjadi wartawan di dua media lokal di Yogyakarta, yakni Berita Nasional yang kemudian menjadi Bernas dan Kedaulatan Rakyat.
Hingga akhir hayatnya, seniman gaek tersebut masih aktif menggerakkan dan membumikan seni ketoprak di lima daerah. Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Menggelar festival ketoprak, juga pementasan ketoprak melalui akun Youtube.
Discussion about this post