Wanaloka.com – Data perikanan merupakan dasar formulasi kebijakan untuk pengelolaan sumber daya ikan. Apabila data yang dibutuhkan kurang bisa didapatkan dengan pengkajian melalui dua pendekatan, yakni data limited fisheries dan citizen science.
Persoalannya, pendataan perikanan didominasi pemerintah atau otoritas perikanan. Sementara data perikanan sangat banyak. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof. Budy Wiryawan membuat terobosan dengan mengembangkan sistem pendataan perikanan berupa aplikasi Inisiatif Kolaborasi Pendataan Perikanan (IKAN).
“Ide aplikasi ini adalah bagaimana kita menghubungkan antara science to policy. Jadi sains bukan hanya dilakukan para peneliti, tapi juga masyarakat, termasuk nelayan. Itu yang sedang kita upayakan untuk mendukung kebijakan perikanan yang lebih baik,” ujar Budy dalam Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada 22 Juni 2023.
Baca Juga: Baru 3,7 Juta dari 26,9 Juta Ha Wilayah Adat Dapat Pengakuan Pemda
Aplikasi tersebut merupakan upaya untuk melibatkan partisipasi masyarakat untuk bisa melakukan pendataan yang diakui otoritas atau pemerintah. Bahkan bisa digunakan pebisnis sekalipun. Aplikasi tersebut telah diuji coba di beberapa pelabuhan di pantai utara Jawa, yakni Tegal, Rembang, Pati dan Lamongan.
Bentuk kelanjutan program berbasis citizen science tersebut, Budy juga mengembangkan aplikasi IKAN menjadi Crowd Data Crawling (CDC) melalui pendanaan program matching fund Kedai Reka tahun 2023.
“Aplikasi ini memungkinkan pengumpulan informasi perikanan dari berbagai website dalam waktu singkat, tepat dan akurat. Juga dimanfaatkan praktisi bisnis perikanan serta mendukung pengelolaan perikanan,” jelas Budy.
Baca Juga: Nafiatul Umami Kembangkan Mutasi Rumput Gajah Lokal Berbiomassa Tinggi
Discussion about this post