Wanaloka.com – Kementerian Pariwisata mengunjungi sejumlah kawasan di Kaldera Toba, seperti Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Balige. Kunjungan itu untuk mempromosikan dan menggali potensi daya tarik wisata di wilayah sekitar Toba yang beragam. Sekaligus untuk meraih kembali tiket green card dari UNESCO.
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan bagian dari kawasan kaldera Toba yang memiliki beragam potensi pariwisata. Wilayah itu dikenal dengan adat istiadatnya yang kaya karena di dalamnya ada sejumlah suku di antaranya Batak Toba, Simalungun, dan Karo.
Saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut), Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan di sana ada pariwisata berbasis sejarah dan alam.
Baca juga: Haenyeo, Perempuan Penyelam dengan Denyut Jantung Lebih Lambat dan Tekanan Darah Lebih Rendah
Di sana bisa berkunjung ke Geosite Sipinsur yang menawarkan pemandangan Danau Toba dari ketinggian yang dikelilingi hutan pinus yang sejuk.
Kemudian Istana Sisingamangaraja, sebuah destinasi wisata sejarah yang berkaitan dengan dinasti Sisingamangaraja. Di sana ada air terjun Janji yang memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Airnya mengalir langsung ke Danau Toba.
Air terjun ini juga menjadi tempat bersejarah, karena di sinilah Sisingamangaraja mempertemukan tiga raja Batak, yakni Raja Manullang, Raja Sinambela, dan Raja Marbun. Sisingamangaraja berpesan kepada tiga raja Batak tersebut agar tak saling bertikai dan hidup berdampingan dengan damai.
Baca juga: Seruan Koalisi Warga Flores-Lembata: Hentikan Proyek Panas Bumi di NTT yang Melukai Kami
Ni Luh juga berkunjung ke persawahan terasering dan mampir ke Huta Banjar Tonga yang merupakan tempat pembuatan alat musik tradisional.
“Di sini, saya juga mencicipi kuliner khas mie gomak,” kata Ni Luh dalam kunjungannya, Kamis, 10 Juli 2025.
Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura
Esoknya, Jumat, 11 Juli 2025, Ni Luh melanjutkan kunjungan ke Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Humbang Hasundutan. Taman itu menjadi simbol sinergi antara riset pertanian dan potensi pariwisata masa depan.
Baca juga: Desain Kapal Pembersih Sampah di Sungai Perkotaan
TSTH2 merupakan pusat riset penelitian bibit unggul pertanian dan lokasi budidaya tanaman herbal berskala internasional yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang modern.
Di sisi lain, Kemenpar mempunyai Program Unggulan Tahun 2025, yaitu Pariwisata Naik Kelas untuk menciptakan destinasi pariwisata yang berkualitas melalui pemanfaatan wisata minat khusus. Ni Luh berharap kawasan ini bisa dijadikan destinasi wisata minat khusus di bidang agrowisata serta produk wisata lain seperti wisata petualangan, wisata edukasi, gastronomi dan pengembangan event.
Ni Luh juga berharap pemanfaatan teknologi dalam pertanian seperti yang dikembangkan di TSTH2, bisa tercipta inovasi dalam pengembangan pariwisata.
Baca juga: Banjir Musim Kemarau, Greenpeace Serukan Penghentian Ekspansi Energi Fosil
“Saya melihat bagaimana demo tentang AI (Artificial Intelligence), bagaimana AI ini bisa diperuntukkan untuk pariwisata. Jadi kami harap lebih banyak lagi inovasi-inovasi yang muncul di kampus ini yang bisa bermanfaat, tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga di bidang pariwisata,” kata Ni Luh.
Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, Luhut Binsar Panjaitan menambahkan, penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama Presiden Prabowo Subianto.
“Kami berharap ini bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan tanaman herbal, serta hilirisasi produk herbal, termasuk minyak atsiri, pupuk, dan bioenergi, sehingga ketahanan pangan bisa terwujud,” kata Luhut.
Baca juga: Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
Ni Luh menginginkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat bersinergi untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada.
Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan, Oloan Paniaran Nababan, menyampaikan terima kasih atas komitmen Kemenpar mendukung pengembangan pariwisata di wilayahnya.
“Ada kepedulian pemerintah pusat kepada Kabupaten Humbang Hasundutan yang kami cintai dan banggakan. Horas. Horas. Horas,” kata Oloan.
Baca juga: Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
Kritikan untuk Pantai Bulbul
Pada hari yang sama, Ni Luh tiba di Pantai Bulbul. Pantai ini dikenal sebagai Pantai Lumban Bulbul, adalah pantai unik yang terletak di tepi Danau Toba, tepatnya di Desa Lumban Bulbul, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara.
Berbeda dari pantai pada umumnya yang berbatasan dengan laut, Pantai Bulbul memiliki air tawar dan pasir putih yang indah. Pantai ini menawarkan pemandangan Danau Toba yang menawan, perbukitan hijau, dan pepohonan yang rindang.
Discussion about this post