Wanaloka.com – Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang berasal dari tumbuhan yang dapat terbakar, memiliki warna coklat sampai hitam, dan sejak pengendapannya mengalami proses fisika dan kimia sehingga memperkaya kandungan karbonnya. Pembentukan batu bara dimulai sejak zaman Paleocene-Eocene yang terjadi pada 34 hingga 66 juta tahun yang lalu.
“Rezim eksistensi terjadi di wilayah Indonesia pada zaman Econe, tepatnya sekitar 34 juta tahun yang lalu,” terang Dosen Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumber Daya Bumi, Fakultas Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB), Dr. Agus Haris Widayat dalam materi kuliah bertema “Sumber Daya Batu Bara Indonesia dan Tantangan Pemanfaatannya Menuju Net-Zero Emission 2060”.
Dari pembentukannya yang terjadi puluhan juta tahun lalu hingga saat ini, Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya batu bara. Indonesia memiliki berbagai lokasi yang menjadi sebaran cekungan batu bara. Mulai dari Meulaboh, Sibolga, Ombilin, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bayah, Barito, Sulawesi Selatan Barat, Kutai, Tarakan, Bintuni, Salawati, hingga Pasir Asem. Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan menjadi pulau dengan jumlah cekungan batu bara terbanyak di Indonesia.
Baca Juga: IPCC: Krisis Iklim Memakan Korban Jiwa, Perbankan Harus Hentikan Pendanaan Batu Bara
Selain itu, proses pembentukan batu bara atau pembatubaraan melibatkan dua proses utama, yaitu biochemical processes dan geothermal processes. Secara total, Indonesia memiliki sumber daya batu bara sebanyak 143.730,90 ton dan cadangan batu bara sebanyak 38.805,48 ton.
Batu bara yang dimiliki Indonesia juga terbagi dari beberapa kategori, yaitu hipotetik, tereka, tertunjuk, dan terukur. Selain itu, terdapat beberapa tingkatan kelas kalori dari batu bara. Mulai dari low, medium low, medium high, high, dan very high. Batu bara dengan kelas kalori tertinggi paling banyak terdapat di Kalimantan Timur.
“Batu bara yang diendapkan di dekat laut atau berkembang di dekat pegunungan umumnya memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi, contohnya batu bara yang terdapat di sepanjang Bukit Barisan dan di daerah cekungan delta di Kalimantan Timur,” papar Agus.
Selain itu, komposisi vitrinit batu bara Indonesia umumnya 10 persen lebih tinggi daripada batu bara dari daratan benua Amerika.
Baca Juga: Slamet Ibrahim Surantaatmadja: Tak Semua Negara Produsen Farmasi Mensyaratkan Status Halal
Batu bara juga merupakan sumber energi nomor satu yang dimiliki Indonesia. Bahkan Indonesia juga merupakan negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Sementara minyak bumi menjadi nomor dua. Tak heran, mayoritas industri pertambangan bergerak di sektor batu bara. Penambangan batu bara dilakukan melalui dua cara. Pertama, ada pertambangan terbuka atau yang biasa disebut open pit. Kedua, ada pertambangan bawah tanah. Mayoritas pertambangan di Indonesia dilakukan dengan metode terbuka.
Bukan hanya mendominasi untuk energi konvensional, batu bara juga masih mendominasi dalam bauran energi pembangkit listrik nasional dengan persentase 60 persen. Seperti apa kinerja batu bara sebagai penyokong energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)?
Discussion about this post